Liputan6.com, Jakarta Lamongan merupakan sebuah kabupaten di selatan Jawa Timur. Berjarak 50 km dari sebelah barat Kota Surabaya, Lamongan memiliki sejumlah destinasi menarik untuk dikunjungi. Selain itu, Lamongan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila. Ini membuat Lamongan menjadi tujuan berwisata warga Jawa Timur.Â
Baca Juga
Lamongan terkenal dengan wisata baharinya yang disebut dengan Wisata Bahari Lamongan. Selain wisata bahari, ternyata Lamongan juga punya sejumlah wisata religi Islam. Wisata religi Islam ini bisa jadi destinasi alternatif di Lamongan.
Advertisement
99,43% demografi Lamongan merupakan masyarakat beragama Islam. Sebagai daerah yang dikenal sebagai Kota Santri, Lamongan memiliki beberapa destinasi religi. Berikut 6 wisata religi Islam di Lamongan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(26/03/2021).
Masjid Agung Lamongan
Masjid Agung Lamongan merupakan masjid yang sudah dibangun pada 1908 silam. Masjid ini memiliki gaya arsitektur Jawa berpadu dengan corak Islam. Masjid besar ini berlokasi di Jl. Kyai H. Hasyim Ashari No.16, Tumenggungan, Kec. Lamongan, Kabupaten Lamongan. Masjid Agung Lamongan selalu jadi tujuan utama wisata religi umat Muslim di Lamongan.
Masjid Agung Lamongan merupakan masjid dengan bangunan jati. Halamannya memiliki gapura khas Tionghoa. Terdapat pula dua genuk (tempat air) dan dua batu pasujudan. Ciri khas ini dikaitkan dengan sejarah Kedaton Giri tahun 1569, yang diduga ada keterkaitan di antara keduanya.
Advertisement
Masjid Namira
Masjid Namira merupakan salah satu masjid termegah di Lamongan. Masjid ini mampu menampung sekitar 2500 jamaah dan berada di lahan seluas 2.750 Meter Persegi. Masjid Namira berada di Jl. Raya Mantup km. 5, Ds. Jotosanur, Kec. Tikung, Kab. Lamongan.
Masjid ini mengusung gaya arsitektur yang mewah dari bangunan masjid di Timur Tengah. Masjid Namira memiliki daya tarik tersendiri daripada masjid-masjid yang ada di Indonesia karena keberadaan interior masjid yang terkesan mewah dan terang. Masjid ini makin memiliki daya tarik karena adanya kiswah Ka'bah yang berada di mihrab imam.
Museum Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah tokoh penting dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Untuk menghormati sosok dan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam, dibangun museum khusus yang menyimpan peninggalan Sunan Drajat. Di museum ini terdapat koleksi, mulai dari barang-barang perunggu, keramik, kayu jati, batu besi, kuningan, bambu, logam, buku dan masih banyak lagi.
Ada tiga benda peninggalan Sunan Drajat yang terkenal, yaitu Gamelan Singo Mengkok, Batik Drajat, dan Daun Lontar bertuliskan Surat Yusuf. Semua peninggalan tersebut bisa dilihat pengunjung di dalam museum satu lantai ini. Museum Sunan Drajat berlokasi di Jalan Sumberwudi, Paciran.
Advertisement
Makam Sunan Drajat
Sunan Drajat merupakan satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Sunan Drajat dimakamkan di Desa Drajat, Paciran, Lamongan. Dalam menyebarkan Islam, Sunan Drajat punya metode sendiri yaitu lewat kebudayaan.
Ada tujuh filosofi yang digunakan Sunan Drajat dalam menyebarkan Islam. Tujuh filosofi tersebut bisa dijumpai ketika berkunjung ke Makam Sunan Drajat, tepatnya di tingkatan anak tangganya.
Banyak peziarah dan wisatawan datang ke kompleks makam ini, ada yang datang untuk mendoakan, ada juga yang datang untuk belajar mengenai sejarah perjuangan Sunan Drajat dalam menyebarkan Islam dulu.
Makam Syekh Maulana Ishaq
Syekh Maulana Ishaq Syekh Maulana Ishaq adalah seorang ulama anggota Wali Songo periode pertama yang dikirim Sultan Turki Ustmani ke Nusantara. Syekh Maulana Ishaq merupakan ayah dari Sunan Giri. Makam Syekh Maulana Ishaq berada di Ds. Kemantren, Kec. paciran, Kab. Lamongan.
Makam Syekh Maulana Ishaq berdekatan dengan pesisir pantai dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Tidak hanya itu saja, di samping makam tersebut juga terdapat sebuah masjid 2 lantai peninggalan beliau. Masjid tersebut adalah Masjid Al – Abror yang dibangun di atas lahan 5 Hektar.
Advertisement
Makam Sendang Duwur
Sunan Sendang Duwur adalah seorang tokoh yang turut berperan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Sunan Sendang Duwur memiliki nama asli Raden Nur Rahmad. Ia hidup semasa dengan Sunan Drajat. Sunan Sendang Duwur wafat pada 1535 masehi, sedangkan Sunan Drajat wafat pada 1522 masehi.
Makam Sunan Sendang Duwur ini berada di Desa Sendang Duwur, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Jika dari Wisata Bahari Lamongan (WBL), jaraknya sekitar empat kilometer. Bangunan Makam Sunan Sendang Duwur berada di atas Bukit Amitunon, Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran. Bangunannya sangat unik, perpaduan arsitektur Islam dan Hindu, terdiri dari gapura depan yang mirip Tugu Bentar, dan bagian dalamnya berbentuk paduraksa.
Sunan Sendang Duwur cukup penting dalam penyebaran Islam di Lamongan, salah satu perannya yang terkenal ialah memindahkan masjid dalam semalam dari Mantingan ke Bukit Amitunon, kini masjid itu dikenal sebagai Masjid Sendang Duwur, terletak tak jauh dari makam Sunan Sendang Duwur.
Makam Dewi Sekardadu
Dewi Sekardadu merupakan ibu dari Sunan Giri, tokoh Walisongo yang bertugas menyebarkan ajaran Islam di Gresik, Jawa Timur. Makam Dewi Sekardadu ini memang tidak cukup dikenal karena Sunan Giri sendiri dimakamkan di Gresik. Kompleks makamnya juga sangat sederhana, luas bangunannya sekitar 64 meter dengan bangunan joglo bercat putih dan keramik warna serupa.
Meski begitu, makam Dewi Sekardadu kerap disambangi para peziarah. Jika sedang tidak ada pengunjung, yang menonjol hanya bangunan bercat putih dengan lantai keramik putih. Luas bangunannya sekitar 64 meter persegi, berada di tengah-tengah tanah yang dikelilingi pagar bata.
Advertisement