Sukses

5 Warga di Lumajang Meninggal dan 521 Bangunan Rusak Dampak Gempa Malang

Jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan ini berdasarkan data BPBD Lumajang sampai Minggu siang sebagai dampak gempa di Malang ini

Liputan6.com, Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mendata ada 5 korban meninggal dunia dan 521 bangunan rusak dampak gempa di Malang. Jumlah korban jiwa dan bangunan itu berdasarkan data yang dihimpun sampai pukul 14.30 tadi.

Berdasarkan data BPBD Lumajang, wilayah Kecamatan Tempursari jadi yang paling parah terdampak gempa di Malang. Seluruh korban jiwa dan sebagian besar kerusakan bangunan berada di wilayah itu.

"Selain asesmen dampak gempa, kami sekarang sedang berupaya menyiapkan sarana prasarana untuk pengungsian," kata Kabid Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Jadi dikonfirmasi Minggu, 11 April 2021.

Korban jiwa meninggal adalah Ahmad Fadholi dan Sri Yani, pasanga suami istri asal Desa Tempurrejo, Tempursari. Keduanya meninggal di rumah sakit berbeda setelah tertimpa batu besar yang longsor di Bukit Piket Nol saat gempa mengguncang.

Tiga korban jiwa lainnya adalah Juwanto, Nasar dan Bonangi, seluruhnya warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, meninggal karena tertimpa bangunan yang runtuh. Di desa itu tercatat ada seorang warga luka berat, dua luka sedang dan 12 orang luka ringan.

Sementara kerusakan bangunan ada sebanyak 521 rumah dengan rincian 148 rumah rusak berat, 318 rumah rusak sedang dan 62 rumah rusak ringan. Kerusakan yang ditimbulkan itu seperti rumah roboh maupun retak-retak pada dinding bangunan.

Kerusakan bangunan sebagian besar berada di Kecamatan Tempursari. Beberapa rumah rusak juga ada di Kecamatan Pasirian, Lumajang, Yosowilangun, Tekung dan Kedungjajang. Gempa di Malang cukup kuat dampaknya di Lumajang karena kedua daerah ini berbatasan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Imbauan BPBD

BPBD Lumajang mengimbau warga tetap tenang pasca gempa bumi susulan berkekuatan magnitudo 5,5 kembali terjadi di Malang pada Minggu, 11 April sekitar pukul 06.54 WIB. Gempa susulan itu hanya berjarak satu hari dari gempa berkekuatan 6.1 magnitudo pada Sabtu, 10 April.

"Masyarakat harus tetap tenang, jangan mudah terpengaruh isu yang tidak benar. Sementara ini lebih baik menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat," urai Wawan Hadi.

BPBD juga mengimbau warga tak segan memeriksa rumah dan bangunan di sekitarnya. Memastikan tak ada kerusakan usai gempa mengguncang. Serta memastikan bangunan cukup taha gempa agar tak membahayakan keselamatan diri maupun orang lain.

"Sebelum masuk ke dalam rumah, cek dulu kondisinya bahwa benar-benar aman," ujar Wawan.