Sukses

Upaya Bantu Agen Travel Wisata yang Terdisrupsi Pandemi Covid-19

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, usaha travel agen konvensional memang tengah terdisrupsi baik oleh digitalisasi maupun juga oleh pandemi.

Liputan6.com, Surabaya - Pelaku usaha travel agen pariwisata menjadi salah satu yang paling terkena dampak pandemi Covid-19. Banyak pelaku usaha travel agen yang akhirnya memilih tutup atau merumahkan pegawainya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, usaha travel agen konvensional memang tengah terdisrupsi baik oleh digitalisasi maupun juga oleh pandemi.

Karenanya, Sandiaga membuka peluang kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) memghadirkan solusi bagi persoalan yang dihadapi para pelaku usaha travel agen.

"Saya berterimakasih teman-teman Astindo masih bersemangat. Dan ini membuka kesempatan kita untuk berkolaborasi. Bagaimana digitalisasi dan aspek kesehatan, keselamatan ini, menjadi daya saing kita ke depan," kata Sandiaga, Kamis (15/4/2021).

Sebagai salah satu sektor yang paling terkena dampak Covid-19, Sandiaga berkomitmen untuk memberikan bantuan untuk usaha travel agent, salah satunya melalui mekanisme dana hibah pariwisata.

"Terkait dana hibah pariwisata, kami akan perluas. Bukan hanya untuk usaha hotel dan restoran saja, tetapi juga menyasar biro-biro perjalanan hingga pramuwisata dengan harapan usaha dan lapangan kerja kembali terbuka," terang Mas Menteri.

Meski tengah berada di posisi sulit, Sandiaga justru melihat ada geliat kebangkitan travel agent di tengah disrupsi teknologi dan pandemi. Hal itu tampak pada upaya travel agent konfensional memberikan layanan cepat bagi para pelanggan yang hendak menjadwalkan ulang perjalanan mereka akibat kebijakan pembatasan perjalanan yang diterapkan pemerintah.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Peran Manusia

"Travel agent memang bisnis yang sangat dekat dengan human capital dan dalam transformasi ini memasukkan teknologi. Meski sangat terbantukan kita tidak bisa menghilangkan peran dari travel agen sendiri," kata Sandiaga.

Hasil diskusi dengan Amadeus, kata Sandiaga, ternyata ada kebangkitan travel agent-travel agent yang dekat dengan tempat tinggal para pelanggan, karena kekecewaan para pelanggan atas refund yang sangat lama oleh perusahaan-perusahaan online.

"Sementara travel agent-travel agen yang dioperasikan secara tradisional ini jauh lebih bisa melayani para pelanggan. Saya fikir ini adalah salah satu celah yang saya rasa bisa kita ambil alih," imbuh Sandiaga.