Sukses

Ini Jalur dan Kuota PPDB 2021 Terbaru untuk SMP di Kota Malang

Jalur prestasi dan jalur perlombaan untuk SMP dalam PPDB 2021 bakal dipisah

Liputan6.com, Malang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang sudah menyiapkan skenario untuk Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2021. Hanya ada sedikit perbedaan pelaksanaan dan aturan untuk tahun ajaran baru ini dengan tahun sebelumnya.

Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, mengatakan ada empat jalur beserta kuotanya untuk PPDB 2021 jenjang SMP. Yakni jalur afirmasi 5 persen, jalur kepindahan tugas orang tua 15 persen, jalur prestasi 30 persen dan jalur zonasi 50 persen.

“Mekanisme PPDB tahun ajaran baru ini sebenarnya hampir sama dengan tahun lalu. Sedikit yang berbeda ada di jalur prestasi,” kata Suwarjana, Jumat, 23 April 2021.

Dikatakannya, pada tahun lalu jalur prestasi dengan kuota 30 persen itu meliputi prestasi akademik dan prestasi perlombaan digabung menjadi satu. Sedangkan pada tahun ini dipisah dengan kuota prestasi akademik 20 persen dan prestasi perlombaan 10 persen.

Suwarjana menambahkan, karena ujian nasional ditiadakan maka ada sistem baru penilaian rapor. Yaitu indeks kumulatif nilai rata – rata ujian sekolah selama tiga tahun terakhir dari setiap siswa. Nilai itulah yang digunakan untuk masuk lewat jalur prestasi akademik.

“Karena ujian nasional tidak, maka ini kami rasa lebih adil dalam menilai rapor siswa,” ujar Suwarjana.

PPDB 2021 untuk jenjang SD dan SMP diperkirakan baru mulai pada Juni mendatang. Para siswa kelas 9 SMP sendiri sudah selesai menempuh ujian akhir. Sedangkan ujian untuk siswa kelas 6 SD baru akan dimulai pada minggu depan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tekan Kecurangan

Suwarjana penilaian rapor siswa pada tahun ajaran 2020 ini juga dapat menekan potensi kecurangan dari pihak sekolah. Sebab biasanya ada sekolah yang sengaja menaikkan nilai rapor siswanya di akhir tahun ajaran.

Maksudnya, biasanya ada sekolah yang sengaja menaikkan nilai rapor siswanya dalam kelulusan agar dapat masuk ke sekolah favorit. Sedangkan sekolah yang sejak awal sudah dianggap favorit justru kerap pelit dalam memberikan nilai ke siswa.

“Tapi bila nilainya sudah diindeks rata – rata maka tak akan ada lagi kecurangan,” kata Suwarjana.