Sukses

BPBD: Pendataan Kerusakan Dampak Gempa Malang Tidak Mudah

Untuk sementara ini ditetapkan total ada 300 rumah hunian sementara atau huntara untuk warga terdampak gempa Malang yang sedang dibangun

Liputan6.com, Malang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang terus memverifikasi data kerusakan rumah terdampak gempa Malang. Pendataan lanjutan ini juga terkait dengan pembangunan hunian sementara untuk warga terdampak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan sekarang tim teknis sedang memverifikasi ulang data yang sebelumnya sudah dihimpun. Mengecek berdasarkan by name by addres warga terdampak gempa Malang.

“Pendataan di lapangan tidak mudah, banyak yang harus verifikasi ulang. Sekarang tim teknis langsung cek lapangan,” kata Sadono di Malang, Senin, 26 April 2021.

Menurutnya, di awal pasca bencana gempa banyak kepanikan sehingga informasi di lapangan langsung dimasukkan data besar. Tim teknis BPBD bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya memverifikasi memastikan data kerusakan rumah sesuai kondisi sebenarnya.

Pemerintah Kabupaten Malang sendiri pada tahap awal sudah merencanakan pembangunan 300 rumah hunian sementara (huntara). Data itu dengan asumsi tiap rumah ada 1 KK dengan tiga jiwa atau total seluruhnya ada 900 jiwa yang mengungsi.

“Jumlah itu muncul pada masa panik dan trauma gempa, banyak warga enggan pulang ke rumah dan memilih mengungsi sementara. Karena itu perlu pendataan ulang,” urai Sadono.

Karena itu, hasil pendataan di lapangan nanti tidak memungkinkan jumlah pembangunan huntara bakal bertambah. Warga yang semula masuk dalam data huntara bisa dicoret, diganti warga yang rumahnya benar-benar roboh dampak gempa Malang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Target Pembangunan Huntara

Pembangunan huntara itu dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya. Diupayakan pengerjaan hunian semi permanen itu bisa selesai sebelum lebaran. Sejauh ini pengerjaan juga sedang berjalan.

“Tim PU dan Cipta Karya sekarang sudah berada dan bekerja di titik-titik terdampak,” ucap Sadono.

Beruntung bantuan sampai hari ini terus mengalir, baik berupa makanan dan minuman maupun bahan material untuk pembangunan huntara. Sekarang salah satu kebutuhan yang cukup mendesak adalah material bangunan.

“Donasi dari masyarakat berupa terpal dan material lainnya sangat membantu mempercepat pembangunan,” ucap Sadono.

Total 300 huntara yang sedang dibangun itu sendiri tersebar di 5 kecamatan terdampak paling parah. Yakni di Kecamatan Turen, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Ampelgading dan Tirtoyudo. Jumlah rumah itu adalah prioritas rumah yang benar-benar roboh.