Sukses

Jurus Pondok Wong Bodho Gresik Selamatkan 24 Siswa SMP Pecandu Narkoba

Sambil bercerita, Gus Khoiri mengajak jalan-jalan menuju belakang pondok. Ada ruang cukup luas dengan berbagai ornamen.

Liputan6.com, Surabaya - Pengasuh Pondok Wong Bodho di Desa Sidowungu, Kecamatan Menganti, Gresik, Sukhoiri atau Gus Khoiri membagikan pengalaman menyelamatkan pecandu narkoba dan pil koplo atau pil double L yang menjangkit 24 siswa warga setempat.

Sambil bercerita, Gus Khoiri mengajak jalan-jalan menuju belakang pondok. Ada ruang cukup luas dengan berbagai ornamen. Di tempat ini dzikir dan kajian serta siraman kalbu dilakukan. Tidak hanya diperuntukkan bagi pesakitan narkoba tapi juga ada wanita pekerja malam, preman hingga masyarakat umum.

"Apa ya kalau saya nyebutnya bukan santri atau jemaah. Kita di sini teman ya kayak anak dan bapak. Makanya mereka-mereka ini menyebut saya bapak," ujarnya, Jumat (30/4/2021) malam.

Pria yang juga menjadi Kepala Desa Sidowungu ini lantas mengajak menyusuri seluk beluk pondok. Terlihat sepi memang. Karena selama ramadan seluruh pecandu narkoba diperbolehkan pulang silaturahmi dengan keluarga di rumah.

Terdapat beberapa blok sebagai ruang isolasi di Pondok Wong Bodo. Setiap blok dibagi berdasarkan klasifikasi penderita. Ada blok untuk penderita berat, sedang, dan yang akan sembuh. Ada juga dilengkapi dengan pintu besi yang berfungsi untuk menjaga mereka agar tidak kabur.

"Ada ruang tahanan ya karena pemakai narkoba berat itu cenderung melarikan diri. Makanya kita bedakan supaya mudah pengawasannya," ucap Gus Khoiri.

Tidak hanya itu, Gus Khoiri lantas memperlihatkan tempat tidur bagi pelajar SMP yang juga terkena narkoba. Lokasinya di lantai 2. Tempatnya terbuka dengan penyangga dari kayu. Ia juga bercerita merasa prihatin atas kondisi sekarang dimana narkoba tidak hanya menyasar kalangan dewasa, namun juga anak anak.

"Anak-anak SMP sekitar ada 24. Inilah tempat kamarnya anak-anak SMP. Kalau disana untuk tempat anak nyabu. Anak-anak SMP ini bukan nyabu, mereka pakai obatnya anjing itu lho dobel L," ujarnya.

Gus Khoiri merawat ratusan pecandu narkoba di Pondok Bodho. Untuk bisa sembuh dari ketergantungan narkoba, santri setidaknya harus mengikuti kegiatan pesantren selama empat bulan semuanya tanpa dipungut biaya.

"Tidak ada medis cuma ya dzikir kemudian olahraga istigasa kemudian motifasi kehidupan, kita masukkan sugesti kedalam jiwanya untuk berpikir ke depan, karena sembuh tidaknya tergantung mereka. Kita tampung tiga bulan, kalau anak-anak pergaulannya los ya kambuh lagi," ungkapnya.

Tidak hanya berdzikir, lanjut Gus Khoiri, para pecandu narkoba ini juga mendapat terapi merendam di air es guna mengembalikan syaraf. Alat yang digunakan juga sederhana yakni berupa sapu lidi yang dipikul-pikulkan di titik-titik syaraf.

"Rehabilitasi bagi pecandu narkoba hanya sebagian kecil untuk menunjang kesembuhan. Ada hal mendasar agar generasi muda tanah air terbebas dari narkoba, selain peran lingkungan, keluarga dan diri sendiri menjadi hal utama untuk bersama sama katakan tidak pada narkoba," ujarnya.

Gus Khoiri kemudian memperkenalkan anak-anak binaannya yang berhasil pulih dari penyalahgunaan narkoba. Ada sekitar 10 orang, mereka duduk melingkar. Nampak raut wajah cerah sembari sendagurau di tengah obrolan mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kisah Para Korban

Mereka saling berbagi cerita sebagai orang yang pernah berinteraksi dengan Narkoba. Saat bercerita itu, Jakfar salah satu di antara mereka sempat menyinggung soal penting nya masa depan tanpa narkoba.

"Saya sejak 2009, awalnya coba-coba, iseng lama-lama ketagihan. Di sini metode ya ngaji terutama agama. Dulu sebelum ke sini tidak bisa melihat masa depan, tidak mikir masa depan, ketika di sini umur saya masih muda saya perlu berjalan ke depan kalau saya terus narkoba tidak bisa," ceritanya.

Bagi Jakfar pulih dari penyalahgunaan narkotika adalah berkah. Hidup dalam belenggu hitam dicoba untuk dilawan.

Hal serupa juga disampaikan Roy. Menjadi pecandu narkoba kenyataan pahit. Ia bercerita bagaimana barang haram itu hampir melulu lantakkan kehidupan rumah tangga nya

"Dari hati sendiri, minta doa sama Allah. Saya kemarin itu butuh waktu sekitar 1 bulan hampir sembuh. Orang tua sedih, ya sering nangis, merusak rumah tangga istri sering saya marah, alhamdulillah disini istri senang karena sudah sadar," ujarnya.