Sukses

86 Produk Pangan Tanpa Izin Edar Ditemukan di Jatim

BBPOM Surabaya Rustyawati menyatakan, pihaknya menemukan 86 produk atau setara dengan 78,9 persen yang beredar tanpa dilengkapi izin di Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya Rustyawati menyatakan, pihaknya menemukan 86 produk pangan atau setara dengan 78,9 persen yang beredar tanpa dilengkapi izin di Jawa Timur.

"Iya benar, temuan ini merupakan hasil intensifikasi pengawasan pangan di Jatim 2021," ujarnya, Senin (10/5/2021).

Rustyawati mengungkapkan, hasil intensifikasi pengawasan pangan sampai dengan 7 Mei 2021, jumlah sarana distribusi pangan yang diperiksa sebanyak 23 sarana di tujuh kabupaten/kota yakni Surabaya, Pamekasan, Jombang, Gresik, Batu, Ponorogo dan Lamongan dengan hasil 14 sarana memenuhi ketentuan atau 61 persen dan sembilan sarana tidak memenuhi ketentuan atau 31 persen.

"Pada produk pangan di luar parcel, terdapat 109 produk atau 19 item tidak memenuhi ketentuan, dengan rincian produk tanpa izin edar sebanyak 86 produk atau 78,9 persen, rusak sebanyak 22 produk atau 20,2 persen dan kadaluwarsa sebanyak satu produk atau 0,9 persen," ucapnya.

Rustyawati mengatakan intensifikasi ini dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari peredaran produk pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan, khususnya selama Ramadan dan Idul Fitri.

"Target diutamakan pada pangan olahan Tanpa lzin Edar (TIE), kedaluwarsa dan rusak pada sarana distribusi pangan (importir/distributor, toko, swalayan, supermarket. hypermarket, pasar tradisional, para pembuat dan/atau penjual parsel) serta pangan berbuka puasa," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Penuhi Standar

Rus sapaan akrabnya mengungkapkan, meskipun bulan puasa namun mendekati hari raya Lebaran cenderung ada peningkatan konsumsi pangan dan bervariasi. Hal tersebut, kata dia, kerap dimanfaatkan pedagang dengan meningkatkan supply bahan makanan.

"Tak jarang ditemukan bahan pangan yang di supply tidak memenuhi standar pangan. Sehingga kami mengadakan intensifikasi pangan menjelang hari besar keagamaan," ujarnya.