Liputan6.com, Surabaya - Ribuan diaspora (perantau) asal Banyuwangi yang tersebar di berbagai negara antusias mengikuti mudik online alias daring yang digelar Pemkab Banyuwangi melalui aplikasi Zoom, Youtube, Instagram, dan Facebook, Minggu (16/5/2021).
"Saya nangis ikut acara ini. Kangen rumah. Rencananya tahun kemarin mau pulang. Tapi, ada pandemi ini, jadinya tertunda," ujar diaspora asal Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, yang kini tinggal di Jerman, Dami Frese.
Baca Juga
Hal senada juga disampaikan oleh Eva Nusrifah yang telah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat. Salah satu pekerja di perusahaan farmasi di negeri Paman Sam itu biasanya pulang ke kampungnya di Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi setiap tahunnya. "Untuk tahun ini saya tak bisa pulang," ucapnya.
Advertisement
Tak hanya soal kerinduan kampung halaman. Mudik Online juga mengungkapkan kisah sukses para perantau asal Banyuwangi. Seperti yang diungkapkan oleh Dino yang merupakan pengusaha biro travel di Tokyo, Jepang.
Sebagai ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Jepang, ia menyebutkan banyak imigran dari Banyuwangi yang sukses membuka usaha, terutama di sektor kuliner.
"Jadi kalau ke Jepang, jangan khawatir rindu masakan Banyuwangi. Di sini, sudah ada teman-teman Banyuwangi yang membuka restoran dan siap menyajikan nasi tempong," ucapnya.
Para perantau itu juga mengharapkan Banyuwangi terus berpacu dengan berbagai kemajuan dan prestasi. Seperti yang diungkapkan oleh Zidane, seorang mahasiswa dari Banyuwangi yang kini menuntut ilmu di Lebanon.
"Sedikit banyak nama Banyuwangi mulai terdengar di sini. Setidaknya bagi sesama perantau dari Indonesia. Kami mengharapkan, agar prestasi Banyuwangi terus ditingkatkan sehingga nama harumnya terus tersebar ke seantero dunia," ujarnya.
Harapan tersebut juga dilontarkan oleh para perantau lainnya. Baik yang berada di Korea Selatan, Arab Saudi, Malaysia, Hongkong dan sejumlah negara lainnya. Juga Ikawangi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan, pihaknya mencatat ada perantau yang kini bermukim di Sumatera, Sulawesi, Papua, Ambon, Kalimantan, berbagai kota di Jawa, Jepang, Taiwan, Jerman, Australia, Belanda, hingga Amerika Serikat.
“Kami berterima kasih kepada seluruh diaspora yang berkenan meluangkan waktu tergabung secara virtual. Kekompakan ini membuktikan kecintaan kita kepada Banyuwangi tidak pernah luntur. Saya merasa terhormat bisa silaturahim dengan para diaspora,” ujar Ipuk.
“Biasanya memang setiap tahun ada silaturahim para perantau yang mudik ke Banyuwangi secara langsung. Karena sekarang pandemi, maka kami gelar secara hybrid," ungkap Ipuk.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ajang Konsolidasi
Pertemuan para perantau Banyuwangi tersebut, lanjut Ipuk, tidak semata silaturahmi. Namun, juga sebagai ajang konsolidasi untuk bersama-sama membangun Banyuwangi.
“Para diaspora bisa mempromosikan Banyuwangi, membantu UMKM, menyampaikan saran terkait berbagai sektor di Banyuwangi. Semuanya bergerak,” ujarnya.
Acara mudik online tersebut berlangsung meriah. Dikemas secara hybrid, acara digelar dari lima tempat di Banyuwangi. Para perantau yang mengikuti mudik online juga bisa berinteraksi secara langsung dengan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi. Juga kepada para sanak kerabat yang berkumpul di lima tempat yang disediakan.
Ada pula atraksi seni budaya dan bazar virtual produk UMKM. Bupati Ipuk sendiri langsung ikut mempromosikan produk UMKM kepada para diaspora. “Semoga ini jadi jalan untuk mendorong pemasaran UMKM Banyuwangi agar semakin luas,” ujarnya.
Advertisement