Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh pegawai Pemerintah Kota Surabaya menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang keluarganya tidak mampu atau masuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Kami tidak ingin ada anak Surabaya yang putus sekolah meski di tengah pandemi COVID-19 yang mempengaruhi perekonomian warga," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu, 19 Mei 2021.
Ajakan tersebut tertuang dalam surat resmi Wali Kota Surabaya bernomor 421/4075/436.7.1/2021. Dalam surat tersebut, Wali Kota mengatakan bahwa sehubungan dengan adanya pandemi COVID-19 yang melanda Kota Surabaya, dan berdampak pada segenap aspek kehidupan, khususnya ekonomi, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Keadaan ini telah berlangsung cukup lama sehingga menyebabkan semakin banyak warga kehilangan pekerjaan ataupun pendapatannya berkurang.
"Apabila pemerintah tidak segera hadir dalam keadaan ini, akan berpengaruh pada bidang pendidikan, dimana anak–anak akan kesulitan mengenyam pendidikan dikarenakan tidak adanya biaya," kata Eri.
Oleh karena itu, ia bermaksud ingin mengajak saudara bersama pegawai lainnya di Surabaya untuk turut hadir dalam menangani permasalahan kota tercinta, terutama masalah pendidikan sebagai orang tua asuh dengan menyalurkan rezeki yang dimiliki pada Program Beasiswa Pendidikan.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Berbeda dengan Program Sebelumnya
Menurutnya, program tersebut akan diperuntukkan kepada warga Kota Surabaya dari keluarga tidak mampu/ MBR pada jenjang SMP Swasta.
"Asumsinya masing–masing anak sebesar Rp125 ribu per bulan selama 3 tahun atau sampai dengan lulus. Jika bersedia untuk berpartisipasi, silahkan mengisi form kesediaan pada link: http://bit.ly/partisipasi-program-beasiswa-pendidikan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo memastikan surat imbauan itu sudah dikirim ke semua jajaran di lingkungan Pemkot Surabaya. Bahkan, pemkot juga sudah melakukan rapat koordinasi untuk mensukseskan acara ini.
"Pendaftaran untuk menjadi orang tua asuh dalam program ini paling lambat hari ini, 19 Mei 2021, dan sesuai rencana, besok (20/5), kita akan rakor lagi soal ini," kata Supomo.
Ia memastikan bahwa orang tua asuh ini berbeda dengan program orang tua asuh yang sudah ada sebelumnya. Kali ini, dikhususkan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga MBR, sedangkan program yang sebelumnya, dikhususkan bagi anak-anak eks lokalisasi.
"Jadi, sasarannya berbeda dengan program sebelumnya," katanya.
Advertisement