Sukses

Kisah Mama Muda Surabaya, Rajin Berbagi ASI hingga Hadiah di Medsos

Istri dari Andes Gamafu Tan (34) ini mengatakan, donor ASI yang dilakukannya terbilang rajin setiap bulan.

Liputan6.com, Surabaya - Sherly Lembono, mama muda kelahiran 14 oktober 1994, asli Surabaya ini sepertinya layak mendapatkan predikat malaikat tanpa sayap.

Betapa tidak, mama dari balita Jason Miles Gamafu yang berusia 1,6 tahun ini rela berbagi Air Susu Ibu (ASI) kepada anak-anak yang kurang beruntung di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya.

"Aku donor ASI aku sudah mulai tahun lalu. Waktu anak ku lahiran tahun 2019, setahun kemudian, tepatnya Januari 2020, aku mulai donor ASI," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, ditulis (3/6/2021).

Istri dari Andes Gamafu Tan (34) ini mengatakan, donor ASI yang dilakukannya terbilang rajin setiap bulan, namun untuk sekarang ini kadang-kadang donor langsung ke orang pribadi.

"Dulu waktu awal-awal, aku langsung donor ASI ke panti asuhan. Setiap kali donor itu 400 pics dan banyak box-box an. Dan juga donor ke orang pribadi serta memberikan motivasi kepada ibu-ibu yang mempunyai ASI berlebih untuk disumbangkan ke panti asuhan," kata Sherly.

Selain berbagi ASI, lanjut Sherly, dirinya juga kelewat rajin membagikan tips kepada ibu-ibu yang tidak keluar ASI nya atau yang keluarnya cuma sedikit. "Jadi sering berbagi tips karena banyak yang tanya bagaimana supaya ASI nya banyak, lancar, cara simpan ASI, kelola ASI, dan tanya mitos dan fakta tentang ASI," ucapnya.

Sherly mengisahkan, awalnya dirinya bingung menyimpan stok ASI yang begitu melimpah ke dalam lemari pendingin yang sudah terlanjur penuh. Tapi dirinya juga merasa sayang kalau ASI yang dihasilkanya dibuang sia-sia.

"Pertama kali aku simpan di lemari pendingin yang biasa tapi cuma bertahan enam bulan. Selanjutnya aku beli lemari pendingin khusus yang bisa simpan ASI sampai satu tahun. Namum lagi-lagi, baru satu bulan lemari pendinginnya sudah penuh dengan ASI," ujarnya.

Selanjutnya Sherly berinisiatif rela membagikan ASInya kepada anak yang kurang mampu. Dia mencari informasi bagiamana dan dimana tempat yang mau menerima sumbangan ASI darinya.

"Akhirnya aku dapat informasi sumbang ASI ke panti asuhan itu. Sekarang kalau mau sumbang ke sana harus tanya dulu karena sudah banyak yang sumbang dan sering penuh," tuturnya.

Sherly menceritakan, dirinya sering pompa ASI sampai enam hingga delapan bulan dan setiap dua jam sekali pompa, sehingga dalam sehari bisa pompa sampai 12 kali. "Kalau dihitung sampai detik ini maka total sudah 1,6 tahun, aku pompa ASI dan cuci botol. Rasanya lelah tapi tetap semangat memberikan yang terbaik untuk anak, pada waktu Subuh juga pompa ASI," katanya.

Sherly mengatakan, buat ibu-ibu yang ASI nya kurang banyak wajib setiap dua jam harus pompa ASI. Kalau sudah satu tahun lebih, boleh dikurangi menjadi tiga sampai enam jam sekali. "Intinya lebih sesampat mungkin, karena ibarat orang sudah bangun pondasi rumah harus kuat," ucapnya.

Sherly mengaku, meskipun enam jam sekali, dirinya masih bisa mengeluarkan ASI sampai satu liter. Dulu awal-awal saat rutin pompa dua jam sekali, banyak ASI yang keluar bisa sampai 1,8 liter. "Selanjutnya berkurang sekitar enam bulan lebih sudah 1,5 liter, soalnya juga jarang dan mengurangi frekuensi," ujarnya.

Sherly menyampaikan, saat anaknya berusia enam bulan sudah mulai makan, otomatis konsumsi susunya juga mulai berkurang. "Kalau sekarang masih bisa keluarkan ASI sampai satu liter, jadi termasuk banyak juga dan stabil. Jadi setiap hari masih simpan sampai dua hingga tiga kantong ASI," tuturnya.

Sherly menjelaskan, untuk makanan kalau bisa diperbanyak konsumsi sayur, daun katup, kacang-kacangan, dan makan berprotein seperti daging. Selain itu, harus istirahat cukup, tidak boleh banyak pikiran, dan tidak boleh capek. Karena, lanjutnya, hal tersebut berpengaruh pada jumlah kualitas ASI dan mengurangi banyak hormon.

"Meskipun sering pompa tapi kurang istirahat, jadinya tidak banyak juga ASI yang keluar. Kalau bisa itu power pumping, khususnya di waktu Subuh sangat diperlukan," katanya.

Sherly menuturkan, dulu kalau ingin ASI keluar lebih banyak, dirinya melakukan power pumping mulai pukul 24.00 WIB sampai 05.00 WIB.

"Jadi 15 menit pumping, istirahat dulu 10 menit, selanjutnya 15 menit pumping lagi. Begitu terus selama satu minggu hingga satu bulan. Itu efeknya ditiap orang berbeda-beda, jadi tidak bisa langsung express dan harus dibangun bertahap serta tidak boleh asal," ucapnya.

Disinggung mengenai olahraga, Sherly menjawab bahwa olahraga juga perlu kalau ada waktu yang cukup, tapi kuncinya yang paling penting adalah rutin pumping, istirahat cukup dan tidur cukup, tidak boleh banyak pikiran dan makan secukupnya.

"Tapi tidak boleh diet juga karena kalau habis melahirkan itu pinginnya badannya kurus. Seperti aku dulu berat badan ku sempat naik 16 kilogram tapi seiring berjalannya waktu nanti kurus-kurus sendiri," ujarnya.

Menurutnya, kebanyakan orang pingin ASI banyak tapi juga jaga makan. Kalau makannya sedikit itu bisa juga mengurangi ASI. "Ibaratnya kalau tandonnya tidak diisi, bagaiman bisa keluar ASI," tuturnya.

Sherly mengaku dukungan dan peran suami juga perlu dilakukan, karena itu sangat besar sekali artinya. Apalagi sang suami pernah mengatakan kalau bisa anaknya diberi ASI.

"Dulu awal-awal aku keluarkan ASI sedikit sekali hanya 10 sampai 20 mililiter. Tiga hari pertama sampai seminggu mungkin hanya sampai 40 mililiter. Tapi tetap rutin untuk pompa, nah kalau misal aku pompa maka suami bantu jaga anak atau juga cuci botol. Dan Anak ku ini jarang sakit-sakitan karena ASI. Percaya atau tidak tapi memang terbukti," katanya.

Sherly berharap apa yang sudah dilakukanya ini bisa menginspirasi ibu-ibu untuk tetap semangat dan berusaha supaya bisa mengeluarkan ASI yang melimpah, serta tidak mudah males dan lelah demi sang buah hati.

Namum bagi ibu-ibu yang tidak bisa keluar ASI juga tidak apa-apa, jangan kwatir atau sedih, hubungi saya atau cari pendonor ASI yang lainnya, mudah-mudahan akan dikasih.

"Saya senang berbagi ASI, jadi mereka tidak mengeluarkan biaya buat beli susu juga. Mereka bisa hemat, uangnya bisa disimpan untuk keperluan lainnya," ucapnya.

"Mudah-mudahan saya tetap bisa membantu orang lain dan memberi masukan atau tips supaya mereka termotivasi. Dan mudah-mudahan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi supaya bisa membatu sesama," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Berbagi Hadiah

Selain berbagi ASI, Sherly juga rajin berbagi hadiah gratis di media sosial Instagramnya. Dia mendapatkan tawaran endorse dan mengajak toko online untuk berbagi kepada sesama di masa ekonomi yang sulit seperti saat ini.

"Jadi sama-sama menguntungkan baik pihak toko maupun konsumen yang ingin hadiah gratis. Mereka bisa melakukan follow instagram dan share history, komen dan like.Mereka bisa komentar bebas sebanyak mungkin dan boleh satu kali, tergantung mereka," tuturnya.

Sherly mengatakan, mereka akan diundi dan jika menang maka bisa langsung kirim alamat dan secara otomatis hadiah bakal dikirim. "Awal-awal gratis ongkos kirim tapi sekarang tidak, tapi hadiah yang didapat lebih berarti. Harapannya, orang lain juga membuat hadiah gratis supaya bisa membantu sesama yang membutuhkan," katanya.

Selain berbagi ASI dan hadiah gratis, Sherly juga mempunyai hobi masak serta membuat kue yang sehat dan pastinya aman dikonsumsi oleh sang anak. Menurutnya, makanan yang sehat untuk balita adalah yang tidak terlalu banyak mengandung gula, dia selalu menggunakan gula pasir yang halus dan asli, bukan buatan.

"Gula pasir selalu aku blender disetiap resep masakan. Bahkan bisa aku stok sampai beberapa kilogram. Jadi bukan pakai gula halus tapi tetap gula pasir," ucapnya.

"Aku selalu pakai gulansatu resep untuk satu gram, tapi untuk makanan anak ku biasanya aku kurangin seperempat gulanya untuk satu resep. Sedangkan untuk telur, aku pakai telur kampung omega," ujar Sherly.

Ibu-ibu yang baru melahirkan dan menyusui seringkali ingin berat badannya cepat turun, namum bagi Sherly hal tersebut wajar-wajar saja. Dan yang perlu dilakukan adalah rutin olahraga ringan seperti jalan-jalan dan lari-lari kecil sampai setengah jam saja.

"Seiring berjalannya waktu dan usia anak ku tambah, aku olahraganya di rumah saja dan tidak ke tempat fitnes, karena juga masih musim pandemi Covid-19," tuturnya.