Sukses

Aksi Pelukis Difabel Banyuwangi, Berkiprah 2013 hingga Jadi Profesional

Lukman mengaku butuh waktu empat hari untuk merampungkan lukisannya tersebut. Tak kurang dari tujuh jam ia habiskan di depan kanvas.

Liputan6.com, Surabaya - Lukman Hakim (29), pelukis difabel asal Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, menyerahkan lukisan cat minyak bergambar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengenakan pakaian dinas resmi untuk upacara besar.

"Saat saya mendengar ibu mau ke desa kami, saya langsung membuat lukisan ini," ungkap sang pelukis, Lukman Hakim, ditulis Kamis (3/6/2021).

Lukman mengaku butuh waktu empat hari untuk merampungkan lukisannya tersebut. Tak kurang dari tujuh jam ia habiskan di depan kanvas.

"Saya lembur. Mulai pukul 2 malam sampai sembilan pagi. Begitu terus selama empat hari," ucapnya.

Lukman merupakan pelukis difabel yang cukup dikenal. Tak seperti pelukis pada umumnya yang menggunakan tangan, ia justru menggunakan kakinya. Keterbatasan pada tangannya tak membuat bakat seninya surut.

"Sejak kecil saya sudah senang menggambar. Hobi itu saya terus asah secara otodidak," ujarnya.

Dari hobinya tersebut, lanjut Lukman, dia mengaku sejak 2013 telah menjadi pelukis dan sekarang sudah profesional. Banyak pesanan yang ia dapatkan. Dari sana kemudian menjadi ladang penghasilannya.

Banyak sosok penting yang telah dilukisnya. Selain Bupati Banyuwangi, ia juga pernah melukis Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah pejabat lain yang pernah berkunjung ke Banyuwangi.

"Beberapa lukisan saya juga disimpan oleh kolektor dan ada juga di hotel-hotel Banyuwangi. Di antaranya ada di Aston," ucapnya.

Lukman juga mengaku telah mengikuti sejumlah pameran. Baik yang ada di Banyuwangi, maupun di luar kota. "Alhamdulillah, di Banyuwangi sendiri, perhatian pemerintah terhadap para pelukis cukup baik. Setiap tahunnya sering menggelar pameran lukisan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Suka Menggambar Sejak Kecil

Ibunda Lukman Hakim, Hidayati menambahkan bahwa sang anak sejak kecil memang suka menggambar. Dimulai dari menggambar di atas pasir dengan kakinya, dan kegemaran melukisnya ini berlanjut sampai sekarang.

"Di tengah keterbatasan fisiknya, alhamdulillah anak saya diberi kelebihan bisa melukis. Karyanya Lukman juga pernah dikirim ke Jepang,” ucap Hidayati.

Sementara itu, Bupati Ipuk merasa bangga dengan karya dari Lukman Hakim. Keterbatasan fisik tak membuatnya surut untuk berkarya. "Ini tidak semata sebuah karya lukis. Tapi, juga spirit bagi kami untuk terus berkarya bagi kemajuan Banyuwangi," ujar Ipuk.

Ipuk juga menyebutkan, Banyuwangi kini sedang mempersiapkan ruang pamer khusus yang dapat dimanfaatkan oleh para seniman. Di antaranya ada di Gedung Djoeang Banyuwangi yang telah direvitalisasi serta komplek terminal terpadu pariwisata.

"Ini akan menjadi kesempatan bagi seniman, seperti Mas Lukman untuk bisa menampilkan karyanya dan dikenal lebih luas. Gedung seni tersebut akan segera kami resmikan dalam waktu dekat," ucapnya.