Liputan6.com, Bangkalan - Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron meminta para kepala desa di 18 kecamatan proaktif menyukseskan tes cepat massal Covid-19.
"Peran aktif para kepala desa sangat kami harapkan pada tes cepat massal di Bangkalan ini agar warga yang terpapar COVID-19 bisa diketahui," katanya, Senin (14/6/2021), seperti dikutip dari Antara.
Para kepala desa diminta untuk memberikan pemahaman kepada warganya bahwa tes COVID-19 tidak berbahaya, karena hanya untuk mengetahui warga itu terpapar atau tidak.
Advertisement
"Jangan memberikan pemahaman yang salah. Jelaskan bahwa penyebaran COVID-19 itu cepat dan untuk mengetahuinya harus dilakukan tes," ujar Latif.
Selain kades, dia juga meminta bantuan tokoh agama dan masyarakat di kabupaten paling barat Pulau Madura itu. Tokoh agama juga memiliki peran penting dalam ikut andil mencegah penyebaran COVID-19, melalui arahan dan penyuluhan kepada masyarakat Bangkalan.
Lonjakan kasus baru COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, menurut dia, sangat tinggi sehingga menjadi perhatian Pemprov Jatim dan pemerintah pusat, termasuk Menteri Kesehatan.
"Beberapa hari lalu, Menkes RI turun langsung ke Bangkalan, karena kasus baru COVID-19 di Kabupaten Bangkalan memang sangat meresahkan," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Abaikan Prokes
Saran yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan dan Pemprov Jatim, menurut bupati, meminta Satgas COVID-19 Pemkab Bangkalan melakukan 3T, yakni testing, tracing dan treatment guna menjaring dan menemukan kasus baru sebagai upaya mencegah penyebaran yang lebih luas.
"Sudah sepatutnya disiplin menerapkan protokol kesehatan harus menjadi bagian dari kebutuhan hidup kita, tanpa perlu diawasi dan diingatkan. Dan ini yang perlu diperhatikan oleh kepala desa dan unsur lainnya," ucap bupati.
Lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan terjadi sejak libur Lebaran, akibat warga sering berkerumun dan abai dalam menegakkan disiplin protokol kesehatan.
Tercatat hingga 14 Juni 2021 sebanyak 483 kasus aktif, dari total jumlah kasus aktif selama pandemi berlangsung sebanyak 2.244 orang.
Advertisement