Sukses

Semburan Kobra Jawa Saat Dihalau Dua Warga di Kota Malang

Damkar Kota Malang telah 51 kali mengevakuasi ular dan peristiwa kobra Jawa menyemburkan bisa ke warga ini adalah kali pertama terjadi.

Liputan6.com, Malang - Tim Pemadam Kebakaran atau Damkar Kota Malang sudah sedikitnya 51 kali mengevakuasi ular yang masuk ke rumah warga sepanjang tahun ini. Evakuasi ular terakhir adalah setelah ada laporan dua orang warga disembur seekor kobra Jawa.

Peristiwa dua warga Jalan Kolonel Sugiono Kota Malang disembur kobra Jawa itu terjadi pada Senin, 14 Juni 2021, sekitar pukul 20.30 kemarin. Bermula dari kedua orang itu hendak mengusir ular bernama latin Naja sputatrik yang masuk ke rumah seorang tetangga mereka.

“Tidak sampai dipatuk, hanya kena sembur pada bagian muka dan sedikit mata. Malam itu juga keduanya dibawa tim medis ke rumah sakit,” kata Kepala UPT Damkar Kota Malang, Teguh Budi Wibowo, Selasa, 15 Juni 2021.

Korban yakni Dwi Yulianto dan Suprapto, keduanya masuk ke salah satu ruangan rumah tetangga mereka guna membantu menangkap ular. Diduga keduanya tidak tahu bila hewan melata itu merupakan kobra Jawa atau juga biasa disebut sebagai ular sendok.

“Berbekal kayu hendak menghalau ular yang sedang bersembunyi, tak tahu kalau itu kobra. Lalu ular itu menyembur keduanya,” ucap Teguh.

Begitu peristiwa itu terjadi, pemilik rumah segera menghubungi tim Damkar dan tim medis. Malam itu juga kedua korban dibawa tim medis ke rumah sakit agar segera mendapat pertolongan. Sedangkan kobra Jawa itu dievakuasi oleh petugas.

“Selama tahun ini, dari 51 kali laporan warga ke kami soal ular masuk rumah, tidak pernah ada yang sampai digigit. Ini adalah peristiwa pertama ada warga disembur kobra,” ujar Teguh.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Puluhan Laporan Ular

Damkar Kota Malang sejak Januari sampai 15 Juni 2021 telah 51 kali mengevakuasi ular yang masuk ke rumah warga. Jenisnya pun beragam, mulai berbisa sampai tak berbisa. Seperti kobra Jawa, sanca kembang, ular kopi, koros, weling sampai ular hijau.

“Semua itu dari laporan warga dengan lebih 50 persen di antaranya adalah ular kopi,” ucap Teguh.

Ia menduga ular – ular itu keluar mencari tempat yang lebih hangat untuk bertelur. Lalu biasanya periode November – Desember adalah musim ular menetas. Karena itu warga diimbau tidak gegabah bila tahu di dalam rumah ada ular.

Damkar mengambil beberapa langkah penanganan terhadap ular yang baru mereka tangkap. Bila bukan termasuk ular berbisa, maka segera dileparliarkan lagi ke alam yang jauh dari permukiman warga. Ada pula yang dirawat sementara di kandang milik Damkar.

“Bisa juga diadopsi oleh pecinta ular, tentu saja ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,” kata Teguh.

Selain itu, ia mengimbau warga selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Serta segera melapor begitu tahu ada ular masuk, itu sebagai antisipasi terutama bila warga tak tahu bahwa hewan melata yang masuk rumah mereka adalah jenis berbisa.

“Jadi silakan lapor, kami ada tim penyelamat hewan yang bisa membantu warga,” ucap Teguh.