Sukses

Kata Satgas Covid-19 Surabaya soal Viral Video Perusakan Pos Penyekatan Suramadu

Video viral tersebut pertama kali diketahui diunggah oleh akun instagram resmi Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya @sehatsurabayaku sekitar pukul 04.30 - 05.30 WIB, subuh tadi.

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto angkat bicara terkait video viral di Media Sosial (Medsos) kericuhan di posko penyekatan pintu keluar Jembatan Suramadu arah ke Surabaya beredar luas di media sosial.

Menurutnya, video viral tersebut pertama kali diketahui diunggah oleh akun instagram resmi Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya @sehatsurabayaku sekitar pukul 04.30 - 05.30 WIB, subuh tadi.

"Telah terjadi upaya provokatif yang dilakukan masyarakat dari Arah Jembatan Madura-Surabaya, dengan tujuan agar bebas melintas memasuki Kota Surabaya tanpa perlu diswab Antigen," ujar Irvan, Selasa (22/6/2021).

Irvan mengungkapkan bahwa peristiwa ini diawali dengan adanya titik kumpul penumpukan rombongan kendaraan roda dua di sisi timur depan gate Jembatan Suramadu pada pukul 04.30 hingga 05.30 WIB.

"Kemudian rombongan pengendara R2 melakukan pengerusakan pagar pembatas Gate Jembatan Suramadu hingga jebol, berjalan putar balik dengan Route atau Sisi Barat - Bawah Jembatan Suramadu - Jalan Jalur Lambat Depan BPWS Belakang," terangnya.

Hal itu lantas membuat rombongan kendaraan yang melintas menerobos pemeriksaan swab antigen.

Irvan menyebut, setidaknya ada sekitar 100 orang melintas depan belakang jalur lambat (Depan Tenda PCR) melakukan provokasi dengan tindakan yang tidak terpuji.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tembakan Gas Air Mata

"Sambil melintas melakukan blayer motor motor. Sambil melintas, terdapat beberapa pengendara turun dari motor dan menendang kursi-kursi tenda di PCR dan saling dorong kecil dengan petugas pengamanan," ungkap dia.

Untuk menindaklanjuti kejadian tersebut, Irvan mengungkapkan, salah satu anggota Brimob menembakkan gas air mata untuk menghalau massa pengendara agar membubarkan diri.

"Dalam upaya mengurai massa pengendara, pihak petugas pengamanan mempercepat laju kendaraan rombongan kurang lebih 100 orang tersebut, dan tidak dilakukan swab antigen terhadap seluruh pengendara," pungkasnya.