Liputan6.com, Surabaya - Jubir Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril Al-Farabi dan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Dr Joni Wahyuhadi enggan menjelaskan secara medis perihal terulangnya kasus Covid-19 pada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Advertisement
"Keadaan sakit seseorang itu previlage bagi yang bersangkutan. Hanya untuk medis dan justisi atau seizin ybs (yang bersangkutan)," ujar Joni kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Sabtu (26/6/2021).
Dikonfirmasi kembali apakah Gubernur Khofifah mengalami gejala reinfeksi atau kambuh kembali dengan rentang waktu tertular pertama dan kedua lebih dari tiga bulan, kedua satgas tersebut tidak membalas pesan singkat Liputan6.com
Penasaran dengan apa yang sedang dialami oleh Khofifah, Liputan6.com lantas mengkonfirmasi dan mencari tahu penjelasan secara medis kejadian tersebut kepada Pakar Imunologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Agung Dwi Wahyu Widodo.
Menurutnya, ada dua indikator seseorang yang sudah pernah disuntik vaksin dan penyitas Covid-19 bisa terpapar kembali virus corona, yaitu antibodi terlalu rendah, jumlah virus yang menginfeksi tinggi sehingga tidak cukup menetralisasi.
"Yang kedua adalah varian virus yang menginfeksi berbeda sehingga antibodi yang terbentuk tidak mengenali," ucap Agung.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Khofifah Kembali Positif
Ditanya apakah kasus semacam ini sudah pernah ditemukan di Indonesia, khususnya di Jatim ataupun Surabaya dan berapa jumlah kasusnya, Agung hanya menjawab di Amerika banyak.
Sekedar diketahui, Gubernur Khofifah sebelumnya pernah dinyatakan terpapar positif Covid-19 saat sedang menjalani tes usap secara mingguan, pada 31 Desember 2020. Pada 1 Januari 2021, hasilnya keluar dan dinyatakan positif.
Advertisement