Sukses

Gaduh Pasien Sesak Nafas Disuruh Pulang Dokter di RSUD Jombang, Begini Ceritanya

Luckyanto tak bisa menahan kecewa dan marah lantaran papanya, yang menderita sesak nafas disuruh pulang oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang.

Liputan6.com, Jombang - Luckyanto tak bisa menahan kecewa dan marah lantaran papanya, yang menderita sesak nafas disuruh pulang oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang.

Pria yang akrab disapa Lucky ini mengungkapkan, omongan tidak pantas keluar dari mulut dokter di rumah sakit tersebut. Menurutnya, kejadian terjadi pada Sabtu 31 Juli pukul 19.00 WIB, ketika dia mengantarkan sang papa masuk IGD RSUD Jombang dengan keluhan sesak nafas

"Di situ tidak terjadi apa-apa, papa diperiksa, dokter jaga menyampaikan bahwa akan dilakukan screening Covid-19. Hasilnya dikatakan keluar hari itu juga. Tapi hingga pukul 10 malam belum keluar," ujarnya, Senin (2/8/2021).

"Kamudian saya tanya lagi dan dikatakan keluar pukul 12 malam. Saya akhirnya balik badan dan mendengar celetukan dokter yang mengatakan bawa saja pulang," ucap Lucky.

Mendengar kata-kata yang tidak sepantasnya, Lucky mencoba klarifikasi ucapan sang dokter. Dengan penuh kepanikan kondisi orangtua yang belum ada kepastian karena sesak nafas ia menghampiri dokter tersebut.

"Ya sempat minta maaf. Tapi tetap membuat kami jadi marah. Ketika menanyakan maksudnya, dokternya bilang hanya bercanda," ujarnya.

"Saya sangat sesalkan seorang dokter bisa bercanda, itu sangat tidak manusiawi, disaat keluarga pasien sedang menunggu nasib orang tuanya dan membutuhkan pertolongan," ucapnya.

Dikonfirmasi mengenai gaduh tersebut, Direktur RSUD Jombang Puji Umbaran membenarkan adanya perkataan dari salah satu dokternya yang mengatakan bawa pulang saja. Dia menyebut apa yang dilontarkan bukan untuk pasien yang bersangkutan.

"Keterangan dari beliau dan dokter jaga lain malam itu, sebenarnya kalimat bawa pulang saja bukan untuk pasien tersebut. Pada saat bersamaan sedang berdiskusi tentang kasus lain. Mungkin terdengar keluarga ini," ujarnya.

Puji menyebut, di tengah pandemi Covid-19 dan seiring banyaknya pasien yang dirawat, proses screening dilakukan pada kategori berat dan melihat kondisi kegawatan.

"Semua pasien kita screening, juga tingkat kegawatannya. Jika ringan sedang, maka kami rawat one day care, stabil kami pulang kan. Nah kalimat bawa pulang saja yang terdengar oleh keluarga Pak Lucky," ucapnya.

Puji menjelaskan, RSUD Jombang adalah salah satu Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 dan juga RS rujukan regional Jawa Timur bagian tengah. Tentu kunjungan di IDG sebagai pintu utama pelayanan sangat banyak dengan kasus beragam.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Triage dan Screening Covid-19

Puji melanjutkan, di masa pandemi ini semua pasien harus dilakukan triage dan screening Covid-19, termasuk pasien harus melalui beberapa pemeriksaan baik swab Antigen, maupun laboratorium dan radiologi. Dari semua hasil pemeriksaan dilanjutkan dengan pembahasan oleh tim ahli melalui grup Whatsapp.

"Nah setelah itu baru diputuskan pasien harus dirawat di zona Covid-19 atau non Covid dengan segala tatalaksananya. Banyaknya pasien juga membuat waktu pembahasan menjadi agak panjang. Sangat dibutuhkan kesabaran kita bersama, termasuk juga pasien dan keluarga," ujarnya.

Di tengah kondisi penanganan pasien yang padat, Puji mengaku hal-hal sensitif sering muncul, tidak jarang terjadi kesalahpahaman antara pihak rumah sakit pemberi layanan dengan keluarga pasien.

"Jikalau terjadi kesalahpahaman atas ucapan tim kami yg mungkin bukan bermaksud seperti itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Somoga segera diberikan kesembuhan dan kita semua selalu diberikan kesehatan," ucapnya.