Sukses

Listrik untuk Sang Naga Kini Digunakan Petani Mojokerto

Puguh melanjutkan, tim PLN akan menyambut positif dan menawarkan berbagai program kemudahan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Mojokerto.

Liputan6.com, Mojokerto - Manager PLN UP3 Mojokerto Puguh Prijandoko mengungkapkan, penguatan ekonomi melalui program electrifying agriculture untuk peningkatan produksi pertanian buah naga, kini merambah ke Mojokerto.

"Setelah elektirifikasi buah naga di Banyuwangi, kini PLN mulai merambah wilayah lain yang memiliki potensi serupa," ujarnya, Jumat (6/8/2021).

Puguh mengatakan, di wilayah kerjanya ini terdapat beberapa jenis electrifying agriculture yakni lampu untuk tanaman bawang dan hidroponik, pompa untuk irigasi persawahan dan tambak udang, hingga lampu untuk kebun buah naga.

"Terdapat 690 pelanggan Electrifying Agriculture dengan total daya 1.917.000 KVA," ucapnya.

Puguh melanjutkan, tim PLN akan menyambut positif dan menawarkan berbagai program kemudahan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Mojokerto.

"Saat ini kami pun memiliki potensi 480 pelanggan sektor pertanian yang terdiri dari sumur sawah, bawang, hidroponik, kebun naga dan kandang ayam dengan total daya 2,14 MVA," ujarnya.

Salah satu petani buah naga di Pacet Mojokerto, Agus Mulyohadi menceritakan produktivitas kebun buah naga mengalami peningkatan setelah menggunakan listrik.

"Saya menanam buah naga pada 2016 dan panen setahun sekali, saat musim panen harga anjlok," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Panen Meningkat

Agus mengatakan, setelah berjalan-jalan ke Banyuwangi, dia melihat ada buah naga yang menggunakan listrik, terinspirasi dari hal tersebut, mulai 2017, dia menggunakan listrik PLN dan banyak sekali manfaat yang didapatnya.

"Kami bisa meningkatkan produksi, bahkan seminggu sekali bisa panen, keuntungan yang didapat mengalami peningkatan signifikan sekitar dua sampai tiga kali lipat dari sebelum menggunakan lampu," ujarnya.

Agus menambahkan pada kebun seluas 4,5 Hektar tersebut ia semula panen 20 ton/ha dalam 1 tahun untuk harga jual yang rendah berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000, sementara setelah menggunakan listrik dia mampu memproduksi 60 ton/ha dalam setahun untuk harga kisaran Rp 10.000 hingga Rp 25.000, karena di luar musim.

"Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan membuat saya tidak ragu mengajak petani buah naga lainnya untuk segera beralih menggunakan listrik PLN," ucapnya.

"Lampu UV yang berwarna kuning 12 watt ada 7.000 titik, selain untuk mengusir hama juga membantu proses fotosintesis di malam hari. Saya mengajak petani buah naga lain untuk beralih menggunakan listrik, sedikit investasi di awal namun berlipat-lipat keuntungan di akhir," ujar Agus.