Sukses

Eri Cahyadi Angkat Bicara soal Surabaya Level 4 Risiko Tinggi Covid-19

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara terkait hasil asesmen level daerah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyebut Surabaya masih dalam Level empat atau risiko tinggi.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara terkait hasil asesmen level daerah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang  menyebut Surabaya masih dalam Level empat atau risiko tinggi.

"Level kan bergantung aglomerasi juga. Jadi posisi kita level 4 tapi kan 50 persen (bed occupancy rate) sudah berkurang jauh," ujarnya, Jumat (20/8/2021).

Surabaya tidak bisa berdiri sendiri karena aglomerasi berpengaruh. "Hitungan level berpengaruh di sana. Positifity ratenya. Sedang kita tahu Surabaya juga tempat wong kabeh nang Suroboyo,” ucapnya.

Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya menggencarkan program vaksinasi terhadap warga supaya dapat segera mencapai herd immunity.

“Makanya Surabaya ini harus segera divaksin sampai tuntas wes,” ujarnya.

Apabila vaksinasi Covid-19 di Surabaya sudah tuntas sampai dosis dua, lanjut Eri, pemkot akan membantu percepatan vaksinasi di Gresik dan Sidoarjo.

"Saat ini capaian vaksinasi dosis pertama di Surabaya sudah 75 persen sedangkan vaksin dosis kedua mencapai 53 persen," ucapnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya dengan dukungan berbagai pihak juga mendirikan tempat isolasi terpadu untuk menampung pasien terpapar Covid-19 tanpa gejala maupun bergejalan ringan.

"Harapannya pasien yang melakukan isoman dapat dipisahkan dari yang negatif, sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sedangkan kasus dengan gejala sedang dan berat dibawa ke RS Rujukan," ujar Eri Cahyadi.

2 dari 2 halaman

Risiko Tinggi

Diketahui, berdasar hasil asesmen level daerah yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menyebutkan Surabaya masih dalam Level empat atau risiko tinggi.

Penilaian tersebut berdasar enam indikator. Di antaranya, berdasar indikator laju penularan ada tiga indikator yakni kasus konfirmasi untuk level 1 kurang dari 20, lalu level 2 20-50, level 3 50-150, dan level 4 lebih dari 150.

Kemudian, tempat tidur perawatan di RS Rujukan level 1 5, level 2 5-10, level 3 10-30, level 4 lebih dari 30. Angka kematian level 1 1, level 2 1-2, level 3 2-5, dan level 4 lebih dari 5. Tiga indikator tersebut dihitung berdasar transmisi komunitas per 100 ribu penduduk per minggu.

Berdasar indikator kapasitas respon terdapat tiga indikator yakni testing-positivity rate memadai jika kurang dari 5 persen, sedang jika 5-15 persen, dan terbatas 15 persen.

Lalu menghitung tracing kontak erat per kasus konfirmasi memadai lebih dari 14, sedang 5-14, dan terbata kurang dari 5. Selanjutnya dihitung berdasarkan bed occupancy rate (BOR) dinilai memadai jika kurang dari 60 persen, sedang 60-80 persen, dan terbatas lebih dari 80 persen.