Sukses

RS Lapangan untuk Covid-19 di Ponorogo Terganjal Pengadaan Alkes

Direktur RSUD dr Harjono Made Jeren mengatakan, salah satu tahapan yang membutuhkan waktu lama adalah pengadaan alat kesehatan (alkes).

Liputan6.com, Ponorogo - Rencana operasional RS lapangan di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Tambakbayan Kabupaten Ponorogo, sulit terlaksana dalam waktu dekat ini karena terkendala pengadaan alat kesehatan.

Padahal rumah sakit tersebut dibutuhkan untuk memaksimalkan penanganan pasien Covid-19 di Ponorogo agar Case Fatality Rate (CFR) bisa turun.

Direktur RSUD dr Harjono Made Jeren mengatakan, salah satu tahapan yang membutuhkan waktu lama adalah pengadaan alat kesehatan (alkes).

"Karena ada banyak peraturan dan persyaratan dalam pengadaan alkes ini," kata Made Jeren Senin (30/8/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Made Jeren pun mencontohkan salah satu persyaratan, bahwa Pemkab Ponorogo harus membayar terlebih dahulu sebelum memilih barang di E-Katalog.

"Selain itu ketersediaan barangnya juga belum ada, sehingga harus menunggu kapan kapan barangnya tersedia," ulasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Butuh Rp 7 Miliar

Anggaran yang dibutuhkan dalam pengadaan alkes rumah sakit lapangan tersebut sekitar Rp 7 miliar. Beberapa Alkes yang dibutuhkan yakni bed atau tempat tidur pasien, standing infus portable, mekay perawatan, hingga emergency set.

"Rumah sakit lapangan tersebut diproyeksikan mampu menampung 72 pasien dengan gejala ringan. Dan membutuhkan 40 hingga 50 perawat  dan 5 dokter umum atau spesialis yang bertugas di rumah sakit ini," jelas Direktur RSUD dr Harjono Made Jeren, terkait penyediaan Alkes di RS Lapangan Kabupaten Ponorogo.Â