Liputan6.com, Surabaya- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso memiliki jurus mencari titik air di lokasi rawan kekeringan. Caranya, melakukan pengeboran di lokasi rawan kekeringan di Bondowoso dengan metode geolistrik.
Metode ini untuk mengetahui titik air sebelum dilakukan pengeboran. Cara ini menjadi upaya rutin mengatasi kekeringan selain kegitan rutin dropping atau distribusi air.
"Masyarakat bisa langsung memanfaatkan air bersih tersebut tanpa harus menunggu suplai air setiap musim kemarau tiba," ujar Kalaksa BPBD Bondowoso Dadan Kurniawan, seperti yang dikutip dari TIMES Indonesia, Sabtu (4/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Meskipun demikian, rencana pengeboran sumber air menggunakan geolistrik di daerah rawan kekeringan tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, BPBD Bondowoso perlu menghitung biaya yang diperlukan dan kemudian akan diajukan dalam APBD perubahan tahun 2021.
"Pengeboran dilakukan bertahap dengan melihat prioritas kawasan daerah rawan kekeringan," ucapnya.
Di Bondowoso ada 49 desa di 16 kecamatan, yakni kecamatan Tamanan, Wonosari, Jambesari DS, Tenggarang, Maesan, Grujugan, Pakem, Prajekan, Klabang, Binakal, Curahdami, Taman Krocok, Tegal Ampel, Wringin, Cerme, serta Botolinggo. Selama ini setiap kekeringan, BPBD Bondowoso rutin mengirim air bersih ke titik tersebut secara terjadwal sampai muncul hujan.