Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono mengapresiasi langkah pemerintah dalam menggenjot program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan menunjuk Kemenko PMK sebagai leader program ini.Â
"Saya mengapresiasi massifnya GNRM. Ini sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju kehidupan yang lebih baik," kata dia, Sabtu (23/10/21).
Baca Juga
Panut menambahkan, mengubah perilaku masyarakat melalui gerakan revolusi mental tidak bisa instan. Gerakan revolusi mental harus berjalan terus karena merubah kebiasaan lama yang kurang produktif menjadi lebih produktif ini membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, sambung dia, apa yang dilakukan pemerintah dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat sudah sangat tepat.
Advertisement
"Kita tahu bahwa dalam melakukan GNRM ini pemerintah memiliki mitra strategis, termasuk kami FRI juga dilibatkan didalamnya. Upaya-upaya ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menggerakkan revolusi mental di seluruh tatanan masyarakat," imbuhnya.
Bahkan, gerakan revolusi mental sudah ditanamkan untuk memperhatikan generasi bangsa semasih dalam kandungan. Para ibu hamil diminta lebih memperhatikan gizi anak dalam kandungan agar terhindar dari sunting dengan tujuan untuk menciptakan Indonesia Emas di masa mendatang.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beri Contoh
Terpisah, Ketua Umum Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) Wiryawan menyatakan, Gerakan Nasion Revolusi Mental merupakan upaya yang bagus yang digaungkan oleh Negara. Tetapi penting juga negara (Birokrasi) memberi contoh kepada masyarakat dalam upaya mempraktikkan revolusi mental tersebut.
"Jika negara memberi Contoh yang baik saya rasa rakyat juga akan mengikuti, tegakan hukum se- tegak-tegaknya," tegas dia.
Momentum Sumpah Pemuda, lanjut dia, adalah momentum merefleksikan bagaimana dulu para pemuda 93 tahun yang lalu bersumpah untuk ber-tumpah darah, berbangsa, dan berbahasa satu.
"Momentum ini tentunya untuk menguatkan persatuan Indonesia, terkhusus kaum muda, jika pemuda bersatu dan kuat Indonesia juga akan kuat. Dan itu sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Revolusi Mental," imbuh dia.
Â
Advertisement