Liputan6.com, Situbondo - Desa Wisata Kampung Blekok di Situbondo, Jawa Timur, terpilih sebagai salah satu dari 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Jumat (17/9/2021), mengharapkan ajang ADWI 2021 memberikan semangat untuk desa wisata tersebut agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas menjadi desa wisata yang unggul dan berdaya saing.
"Saya senang karena Desa Wisata Kampung Blekok ini memiliki konservasi hutan mangrove. Jadi, semakin banyak hutan mangrove di daerah Situbondo, jumlah oksigen juga akan semakin meningkat, dan kawasan ini dapat menjadi rumah bagi burung-burung yang kehilangan habitatnya," ujar Menparekraf, dilansir dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Konsep ekowisata yang diusung oleh Kampung Blekok disebut menjadi salah satu daya tarik yang sangat sesuai dengan konsep pariwisata ke depan karena menekankan kualitas dan keberlanjutan lingkungan.
Kampung Blekok memiliki lokasi konservasi hutan mangrove dengan luas wilayah 29,6 hektare yang dihuni oleh berbagai jenis tanaman mangrove dan menjadi habitat bagi ribuan burung. Selain itu, daya tarik desa ini adalah pemandangan pegunungan dan dan laut.
Masyarakat setempat, juga dikatakan Sandiaga, membuat berbagai olahan kuliner dengan memanfaatkan mangrove sebagai bahan dasarnya. Seperti makanan khas dari daun-daun mangrove dan kue dari tepung biji mangrove.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Â
Pengelolaan Sampah
Selanjutnya, dijelaskan bahwa di Kampung Blekok, sampah yang masih layak dimanfaatkan sebagai hiasan dan alat musik.
Teruntuk fesyen, yaitu odheng atau penutup kepala khas Situbondo yang biasa digunakan laki-laki untuk menghadiri acara resmi. Kalangan difabel juga turut membuat karya berupa kain baik khas Situbondo dengan corak kerang dan biota laut.
Desa ini dikenal pula sebagai pusat kerajinan kayu dan kerang yang cukup besar. Biasanya, produk kreatif tersebut dikirim ke Bali, Lombok, Malang, dan beberapa tempat wisata lainnya.
Sebelum pandemi, pendapatan para pengrajin berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari. Adapun pasca pandemi, pendapatan mereka berkurang menjadi Rp20.000 - Rp25.000 per hari.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga memberikan kuis berhadiah laptop kepada salah satu anak sanggar tari sebagai rangka mendukung pendidikan daring.
"Ini merupakan bentuk keberpihakan kita dalam memajukkan ilmu pengetahuan anak anak di Kampung Blekok yang saat ini belum bisa melakukan pertemuan tatap muka," kata dia.
Advertisement