Liputan6.com, Malang - Dosen Universitas Widyagama Malang (UWG) Nurida Finahari bersama timnya yang bergabung dalam Tim Resico melakukan riset tentang potensi resiliensi (kemampuan mempertahankan diri) penari Bali terhadap paparan Covid-19.
Dari hasil riset ditemukan, aspek kesehatan tampak bahwa penari umumnya adalah masyarakat yang sehat, tidak pernah mengalami rawat inap (78.3%). Penari tidak pernah sakit lebih dari seminggu tanpa rawat inap (80%).
"Mayoritas mengalami sakit dalam frekuensi sekali dalam satu semester (45.4%), "ujar Nurida dalam keterangan tertulis, Kamis (23/9/2021).
Advertisement
Di masa pandemi Covid-19, kata dia, mayoritas penari tidak mengalami gejala Covid-19 (91%), tidak pernah dinyatakan positif (97.4%).
"Separuh diantaranya pernah melakukan tes Rapid/swab PCR (51.3%)," ujarnya.
Dari 2,6% penari yang pernah mengalami positif Covid-19, 86.7% melakukan perawatan di rumah dan umumnya berhasil sembuh dalam jangka waktu maksimum 2 minggu (73.3%).
Hal ini mengindikasikan ketahanan tubuh terhadap paparan Covid-19 dari para penari sangat bagus, sebagaimana diduga dalam hipotesis.
"Temuan ini akan diajukan sebagai rekomendasi kebijakan pembatasan aktivitas berkesenian dalam kerangka PPKM," sambungnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ideatlon Bali
Riset Tim Resico merupakan salah satu dari 50 tim riset Ideathon Bali Kembali yang digagas BNPB bersama Kemenristek/BRIN dan Pemprov Bali untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Sesuai dengan Namanya, program ini mempersyaratkan keberadaan mitra penelitian yang berlokasi di Bali.
Tim Rsico diketuai Nurida Finahari dari Universitas Widyagama Malang dan beranggotakan peneliti dari dua institusi di luar Universitas Widyagama Malang, yaitu Gatut Rubiono dari Universitas PGRI Banyuwangi dan IGN Sudibya dari ISI Denpasar. Mereka bermitra dengan mitra Yayasan Bumi Bajra Sandi Gianyar Bali.
Advertisement