Sukses

Dispendik: Tidak Ada Klaster Covid-19 PTM di Jatim

Berdasarkan laporan dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan se-Jatim, Wahid menegaskan tidak ada klaster yang terjadi dari PTM jenjang SMA/SMK atau SLB di wilayahnya.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi mengungkapkan, berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah terjadi klaster Covid-19 pada saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SD dan SMP di Indonesia.

"Data klaster sekolah terhadap Covid-19 secara nasional dari Kemendikbud yakni 45,97 persen dari jenjang SD dan 19,07 persen dari jenjang PAUD dan SMP," ujarnya, Kamis (23/9/2021).

Namun berdasarkan laporan dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan se-Jatim, Wahid menegaskan tidak ada klaster yang terjadi dari PTM jenjang SMA/SMK atau SLB di wilayahnya.

Laporan dari para Kepala Cabang Dinas Pendidikan se-Jatim untuk SMA/SMK SLB di Jatim aman dari klaster COVID-19 sekolah," ucapnya.

Wahid mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan PTM jenjang SMA/SMK atau SLB yang berjalan 22 hari untuk mengantisipasi adanya klaster Covid-19.

"SMA/SMK atau SLB telah 100 persen PTM. Untuk evaluasi, yang pertama sekolah melakukan hybrid learning, perpaduan antara tatap muka dan daring," katanya.

Karena tatap muka hanya berlangsung selama dua jam, lanjut Wahid, maka kekurangannya ditambahi pada pembelajaran jarak jauh. Setelah pulang sekolah mengikuti PTM, siswa akan mengikuti pembelajaran jarak jauh di rumah.

"Ini diantisipasi agar siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka tidak nongkrong di kafe bersama teman-temannya," ujarnya.

Yang kedua, lanjut Wahid, sudah banyak sekolah-sekolah yang memanfaatkan teknologi digital sehingga memungkinkan pembelajaran PTM di kelas bisa diikuti secara langsung oleh siswa yg mengikuti pembelajaran dari rumah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Terus Dikembangkan

Bahkan, Wahid menyampaikan, siswa bisa berinteraksi dan bertanya dengan guru dan berinteraksi dengan teman-temannya yang melakukan PTM di Sekolah.

"Tentunya model hybrid learning ke depan akan dikembangkan. Dengan teknologi digital apalagi kemarin sudah di-launching 5G sangat memungkinkan pembelajaran secara daring," ucapnya.

Wahid menilai masih adanya siswa yang berkumpul selepas PTM karena lama tidak bertemu dengan teman-temannya.

"Untuk itu kami meminta agar kepala sekolah memberikan imbauan kepada siswa untuk langsung pulang setelah selesai PTM karena pada beberapa jam berikutnya ada PJJ. Sehingga keberadaan siswa termonitor," ujarnya.