Â
Â
Liputan6.com, Malang - Wali Kota Malang Sutiaji menyebutkan, masih ada satu lagi capaian yang menjadi penilaian asesmen Kemenkes yang belum dicapai. Itu sebabnya Kota Malang hingga saat ini masih berada di PPKM Level 2.
Advertisement
"Saya lihat pada asesornya (penilai) bahwa vaksin kita lansia belum sampai di angka 60 persen. Kalau umum kita sudah melampaui target. Tapi lansia masih sekitar 41 persen. Ini kita gencarkan ke 60 persen. Ketika itu sudah, insyallah kota akan masuk level 1," ujar Sutiaji, Selasa (28/9/2021), dikutip dari TimesIndonesia.
Ada perbedaan asesmen penilaian PPKM Level oleh Inmendagri dan Kemenkes. Namun, melihat gencarnya penanganan Covid-19, khususnya vaksinasi, ini menjadi stimulus Kota Malang untuk segera pembenahan dan kelonggaran saat mencapai level 1 dari asesmen Kemenkes.
Sutiaji menyebutkan, dari hasil terbaru asesmen Kemenkes RI, terdapat 33 Kota/Kabupaten yang telah masuk level 1.Â
"27 itu berada di Jatim (level 1). Kota Batu sudah masuk level 1 untuk asesmen Kemenkes. Kota Malang dan Kabupaten Malang masih di level 2 hanya gara-gara vaksin," ungkapnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BOR Rendah
Padahal, Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Malang yang telah berada di bawah 20 persen dan positive rate yang rendah, bisa menjadi penilaian khusus untuk keberhasilan penanganan Covid-19 agar bisa segera masuk level 1 dan ada kelonggaran.
"Positive Rate kita rendah. Hari ini ada penambahan kasus hanya 3, tapi kesembuhan kita 25," katanya.
Apalagi, Sutiaji menyebutkan bahwa saat ini pasien isolasi mandiri (isoman) di Kota Malang sendiri sudah nihil. Sehingga, harapannya kasus Covid-19 ini dapat terus terkendali dan segera bisa melakukan berbagai kelonggaran kegiatan masyarakat di Kota Malang.
"Kepingin (ingin) sebenarnya (ada kelonggaran). Isoter (isolasi terpusat) kita sekarang hanya 3 dan isoman kita sudah nihil juga. Maka ini kita terus gencarkan vaksin agar segera masuk level 1 dan membuka kran perekonomian bertahap," ucap Sutiaji.
Advertisement