Sukses

Covid-19 Melandai, Epidemiolog: Surabaya Sudah Baik Tapi Jatim Belum

Meski begitu, Windhu menilai vaksinasi yang sudah dikebut dan dilakukan dengan beragam upaya dinilainya belum baik.

Liputan6.com, Surabaya - Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo mengungkapkan, meski angka penyebaran virus Covid-19 di Jatim menurun, namun penularan masih bisa terjadi kapan saja.

Menurutnya, angka kematian di Jatim juga masih tinggi, yakni sekitar tujuh persen dibanding angka kematian Indonesia, yaitu 3,37 persen. Meski begitu, Windhu menilai vaksinasi yang sudah dikebut dan dilakukan dengan beragam upaya dinilainya belum baik.

"Surabaya sudah baik, tapi secara umum Jatim belum baik. Kita masih banyak PR, kalau belum dituntaskan bisa saja nanti terjadi lonjakan baru kalau kita tidak sabar. Jangan keburu-buru (buka masker, PTM, dan lain lain), nanti bisa melonjak lagi. Kita masih harus tetap menerapkan Prokes," ujarnya Surabaya, ditulis Senin (11/10/2021).

Windhu mengatakan, masyarakat yang sudah terinfeksi Covid-19 selama ini memiliki kekebalan secara alamiah. Namun, dengan dilakukan vaksinasi, tubuh penyintas akan jauh lebih tangguh.ya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kompak Perangi Covid-19

"Syarat herd immunity adalah mereka yang sudah vaksin dua kali sebanyak 70 persen. Jadi, bukan karena vaksinasi, masih jauh," katanya.

Oleh karena itu, Windhu berharap upaya memerangi pandemi Covid-19 antara masyarakat dengan pemerintah harus kompak.

"Masyarakat kalau ditracing, testing, vaksin, prokes, harus mau. Tentu, itu peranan masyarakat yang baik. Kalau nggak mau, takut dicovidkan, bisa saja kondisinya kembali memburuk," ujarn