Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menanam ribuan mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Teluk Pangpang di Desa Wringinputih, Muncar, Banyuwangi, Jumat (29/10/2021).
Kegiatan Nandur Mangrove ini merupakan gerakan restorasi kawasan mangrove yang sedang digiatkan di Jawa Timur untuk mengantisipasi perubahan iklim dan lingkungan.
Baca Juga
“Semoga lewat Nandur Mangrove ini, KEE Teluk Pangpang bisa meningkatkan penyerapan karbon dalam upaya menurunkan pemanasan global," ucapnya.
Advertisement
Kegiatan ini juga dalam rangka mendukung pengembangan Geopark Ijen yang saat ini sedang berjuang untuk menjadi bagian dari jaringan geopark dunia (Unesco Global Geopark Network). Menurutnya, ekosistem mangrove memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim.
"Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan meminimalisir dampak bencana alam, seperti tsunami, badai dan gelombang," ujar Khofifah.
Sebelumnya, Nandur Mangrove ini dimulai di Kabupaten Gresik dan Tuban pada Kamis 28 Oktober kemarin. Selanjutnya hari ini dilakukan di Banyuwangi.
“Kita terus lakukan percepatan sambil kita pemetaan di daerah strategis lain yang bisa dikembangkan bagaimana restorasi mangrove ini bisa berseiring dengan upaya pembangunan ekosistem dan habitat laut,” ucap Khofifah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kawasan yang Dilindungi
Sekedar diketahui, di Banyuwangi, kegiatan ini dipusatkan di KEE Teluk Pangpang yang merupakan kawasan wisata konservasi mangrove dan cemara. Kawasan ini memiliki nilai ekosistem penting yang menunjang kelangsungan kehidupan dan telah ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi di Jatim.
Luasan KEE Teluk Pangpang sendiri mencapai 1.663,71 hektare yang terletak di dua kecamatan, yakni Muncar dan Tegaldlimo. Di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati berupa 12 jenis pohon mangrove, 43 jenis burung, dan 18 jenis Bivalvia yang sebagian besar merupakan burung migran.
Pantai Cemara sendiri dikenal dengan ekowisata hutan bakaunya. Disebut Pantai Cemara karena di pesisir pantainya banyak ditumbuhi pohon cemara udang yang lebat. Hutan bakau tersebut bisa dilewati pengunjung dengan meniti jembatan bambu hingga menuju Teluk Pangpang.
Advertisement