Liputan6.com, Surabaya - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya panen 1,4 Ton ketela pohon dari salah satu lahan kosong seluas 1.000 meter persegi di Kutisari Surabaya.
Kepala DKPP Kota Surabaya Yanuar Herlambang mengatakan, pihaknya terus memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya pertanian. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya ketahanan pangan.
Baca Juga
"Hasil panennya langsung dibagikan ke warga di sekitar lokasi. Sebagian juga kemudian ditaruh di kantor DKPP untuk kemudian disebar lagi ke warga," kata Herlambang, Rabu (3/11/2021).
Advertisement
Selain di daerah Kutisari, Herlambang menyebut, sebelumnya pihaknya juga panen ketela pohon di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) di kawasan Kedung Cowek Surabaya.
"Sebelumnya kita juga panen ketela pohon di Kedung Cowek. Kalau ketela pohon itu kita tanamnya dari sekitar 8 bulan yang lalu," ujarnya.
Tak hanya ketela pohon yang menjadi komoditas tanaman pangan DKPP Surabaya. Herlambang mengaku, pihaknya juga menanam beberapa jenis tanaman pangan lain seperti ketela rambat, sayur-sayuran, cabai, hingga jagung.
"Setelah panen ketela pohon, sekarang ini lahan kosong di Kutisari itu kita siapkan untuk tanaman cabai," ungkap dia.
Menurutnya, pada musim hujan, biasanya hanya sedikit saja petani yang menanam cabai. Pasalnya, kelembapan tinggi membuat tanaman cabai rawan kerusakan. Karena itu di musim hujan, biasanya harga cabai menjadi lebih mahal.
"Contohnya di Jambangan itu sekarang kita tanami lombok (cabai) semua. Nanti (lahan kosong Kutisari) kita juga ganti dengan cabai. Mudah-mudahan kita bisa intervensi ke sana (antisipasi kenaikan harga cabai)," ujar dia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada 20 Titik
Herlambang menyebut, setidaknya ada 20 titik lokasi tanah BTKD yang dimanfaatkan DKPP Surabaya untuk budidaya tanaman pangan. Lokasinya pun tersebar di beberapa wilayah Kota Surabaya. Beberapa lokasi itu ada yang dikelola oleh petugas DKPP sendiri maupun kolaborasi bersama warga sekitar.Â
"Selain di Taman Hutan Raya (Tahura), ada 20 lahan kosong yang kita manfaatkan untuk ketahanan pangan. Mulai sayur-sayuran hingga tanaman pangan seperti jagung dan ketela," terangnya.
Sebenarnya, Herlambang mengaku lebih senang apabila lahan kosong tersebut dapat dikelola warga sekitar untuk ketahanan pangan. Hasil panennya pun juga dapat dimanfaatkan warga sendiri untuk tambahan kebutuhan pangan.
"Kita lebih senang kalau kolaborasi dengan warga. Kalau panen mereka (warga) bisa memanfaatkan dan merasakan juga. Tapi kadang-kadang nandurnya ( menanamnya) warga tidak mau," ujarnya.
Advertisement