Liputan6.com, Kota Batu - Banjir bandang yang menerjang Kota Batu, jadi peristiwa yang mengerikan bagi warga setempat. Menyisakan duka mendalam bagi warga terdampak banjir bercampur material lumpur dan kayu menyebabkan korban jiwa.
Sulimat, warga Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu, bisa menyelamatkan diri dan menantunya saat banjir bandang merobohkan rumahnya. Tapi ia harus kehilangan anak dan cucunya yang hanyut terseret derasnya air bercampur material lumpur dan kayu.
Anak dan cucu Suliamat yakni Mahendra Feri dan Alverta Shenazia Arvisa Vindra, jadi korban banjir bandang yang menerjang Kota Batu pada Kamis kemarin. Jenasah keduanya baru ditemukan pada Jumat pagi tadi sekitar 4 kilometer dari rumahnya.
Advertisement
"Kejadiannya sangat cepat, saya sempat tertimpa teras rumah yang roboh," kata Suliamat di Kota Batu, Jumat, 5 November 2021.
Rumah Sulimat berada di tepi Kali Paron, sungai kering yang hanya dialiri air bila hujan mengguyur. Rumah itu saban hari dihuni 7 orang, namun saat petaka itu terjadi istri dan seorang anak Sulimat sedang tidak ada di rumah. Semula air tampak meluap biasa, namun sekitar pukul 15.00 tiba-tiba arus air menjadi deras bercampur material lumpur dan kayu.
"Tiba-tiba listrik padam, saya keluar ke teras melihat situasi. Saat itulah teras roboh menimpa saya," ujar Sulimat.
Rumah itu roboh diterjang gelombang banjir setinggi sekitar 2 meter. Bangunan menimpa lima orang yang berada di dalam. Seketika itu juga pandangan Sulimat menjadi gelap. Ia menunggu beberapa saat hingga air surut.
"Saat air surut, saya lihat ada cahaya. Lalu merangkak mengikuti arah cahaya yang ternyata berasal dari jalan," ujarnya.
Ia berhasil meraih tangan salah Devisatul Istoqomah, menantunya untuk keluar menyelamatkan diri. Namun dua anaknya yakni Mahendra Feri dan Linda Ariesta serta cucunya Alverta Shenazia Arvisa Vindra (anak Mahendra) tak bisa diselamatkan. Ketiganya terseret banjir bandang itu.
Linda Ariesta bisa ditemukan dengan kondisi luka pada malam harinya. Sedangkan Mahendra Feri dan anaknya baru bisa ditemukan pada Jumat pagi dengan kondisi meninggal dunia. Bencana itu pun menyisakan duka mendalam bagi keluarga Suliamat dan warga Kota Batu.
"Ini musibah bagi kami. Ini banjir terbesar sejak saya tinggal di rumah ini pada 1994 silam," kata Suliamat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korban Jiwa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan sampai Jumat siang ini terdata ada 15 orang korban banjir bandang. Di antara korban itu, ada enam orang telah ditemukan di meninggal dunia. Enam korban ditemukan selamat dalam kondisi luka-luka. Serta tiga orang lagi masih hilang dan dalam upaya pencarian.
"Jumlah korban akan terus kami update karena sampai sekarang masih terus pencarian," kata Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu di Kota Batu.
Keenam korban meninggal dunia itu yakni Wiji, warga RT 6 RW 4, Dusun Sambong, Desa Bulukerto. Sarip, warga Dusun Sambong, Desa Bulukerto. Adi Wibowo, warga Jalan Kartini, Kelurahan Ngaglik, Wakri, warga Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno, Mahendra Feri dan Alverta shenazia arvisa vindra keduanya warga Dukuh Sambong, Dusun Gintung, Desa Bulukerto.
Sedangkang tiga korban yang dilaporkan masih terus dalam pencarian oleh tim SAR Gabungan yakni Tokip dan Arif keduanya warga Sambong, Desa Bulukerto. Serta Fery, warga Dusun Cangar, Desa Bukukerto. Tim juga melibatkan unit K9 kepolisian untuk pencarian korban.
Sementara enam korban yang sudah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan luka yaitu Bayu Agung Setiawan dan Saiful keduanya warga Toyomerto Desa Pesanggrahan. Fainis, warga Sumbersari, Desa Giripurno, Linda Ariesta, warga Dusun Kajar, Bumiaji, Muhoratul Jannah, warga Jalan Samadi, Batu. Mereka dirawat di Puskesmas Beji. Seorang korban lagi yakni Arif, warga Jalan LA Sucipto Kota Malang yang dirujuk ke RS Prasetya Husada Karang Ploso.
"Tim terus mencari korban serta membersihkan material banjir bandang," ucap Agung.
Banjir bandang di Kota Batu terjadi pada Kamis, 4 November 2021 sekitar pukul 14.00. Selain korban jiwa, banjir ini turut menyebabkan kerusakan fasilitas umum, rumah penduduk hingga memutus akses penghubung antar desa di sejumlah titik.
Advertisement