Sukses

Warga Terdampak Banjir Kota Batu Direlokasi ke Tanah Bengkok

Relokasi tak hanya bagi warga terdampak langsung banjir bandang Kota Batu tapi juga yang tinggal di sempadan sungai

Liputan6.com, Batu - Pemerintah Kota Batu mendata rumah warga terdampak banjir bandang maupun yang ada di sempadan sungai agar segera direlokasi. Rencananya lahan yang akan digunakan sebagai tempat relokasi itu bakal memanfaatkan tanah kas desa.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengatakan secepatnya ada rapat koodinasi melibatkan camat dan kepala desa untuk menyusun payung hukum kebijakan relokasi. Termasuk mengidentifikasi kebutuhan relokasi bagi warga di wilayah terdampak banjir bandang.

“Camat dan kepala desa juga kami minta menyosialisasikan ke warga agar mau direlokasi,” kata Dewanti di Kota Batu, Kamis, 11 November 2021.

Ia meminta seluruh kepala desa mau menggunakan sebagian tanah bengkok atau tanah kas desa demi kepentingan relokasi warga. Untuk sementara ini, baru di Desa Bulukerto ada delapn rumah warga yang hancur masuk daftar rencana relokasi.

“Masih akan ada pendataan lagi, karena seperti kata pak menteri rumah-rumah di sekitar sepadan sungai harus direlokasi,” ujar Dewanti.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan bukan hanya warga terdampak banjir bandang di Kota Batu saja yang direlokasi. Tapi juga seluruh warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai karena rawan bencana.

“Relokasi lebih cepat lebih baik, karena tidak bisa dibiarkan. Kondisinya kan juga berbahaya,” kata Hadi saat melihat lokasi bencana banjir Kota Batu.

2 dari 2 halaman

Kerusakan Dampak Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu sampai Kamis siang mendata untuk korban jiwa ada 7 orang meninggal dunia dan 7 orang bisa diselamatkan dengan kondisi luka. Musibah ini membuat 124 kepala keluarga terdampak.

Untuk kerusakan, tercatat ada 15 rumah rusak berat, 7 rumah rusak sedang dan 29 rumah rusak ringan. Bencana banjir itu juga menghayutkan 46 motor warga, 11 mobil, 128 hewan ternak dan menghancurkan lahan pertanian warga di 8 lokasi berbeda.

“Sudah tidak ada pengungsi. Sekarang focus pada penyisiran dan pembersihan material di daerah terdampak,” kata Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.