Sukses

Tanggul Jebol, Puluhan Hektare Sawah di Tulungagung Kebanjiran

Banjir bandang itu dipicu tanggul sungai yang membelah Desa Tunggangri jebol 9 meter.

Liputan6.com,Surabaya - Hujan deras yang mengguyur Tulungagung pada Jumat (12/11/2021), membuat tanggul sungai di Desa Tunggangri Kalidawir jebol. Akibatnya air meluber dan membanjiri puluhan hektare sawah dan rumah warga.

Jalan-jalan terendam banjir hingga setinggi pinggang. Tak sedikit pula rumah yang ikut terendam. Bahkan kebun dan persawahan lebih parah lagi. Namun, air bah cepat surut seiring aliran air ke dataran yang lebih rendah sebelum kembali ke aliran sungau kembali.

"Data sementara ada 42 hektare sawah yang terendam," kata Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana UPSDA I Brantas, BBWS Brantas Junaedi di Tulungagung, Sabtu, (13/11/2021), seperti dikutip dari Antara.

Banjir bandang itu dipicu tanggul sungai yang membelah Desa Tunggangri jebol 9 meter. Akibatnya, air yang digelontor dari area pegunungan yang mengalami hujan deras ke daerah dataran seperti Desa Tunggangri membeludak hingga melampaui kapasitas tampung sungai.

Belum ada rincian pasti areal persawahan yang rusak terendam banjir. Pihak Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Tulungagung sampai saat ini masih melakukan pendataan.

Namun, jika mengacu data awal dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana UPSDA I Brantas, BBWS Brantas, data sementara ada 42 hektar sawah yang terdampak.

"Mayoritas berupa tanaman jagung. Kalau yang belum berbuah, pasti gagal panen," kata Junaedi.

Selain di Desa Tunggangri, air juga menggenangi lahan pertanian di Desa Jabon Kecamatan Kalidawir yang letaknya bersebelahan.

Seorang petani, Karim (60) harus membabat tanaman jagung miliknya, karena mati diterjang air. "Sebenarnya sudah dari seminggu lalu hujan terus. Tapi baru semalam banjir besar," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Untuk Pakan Sapi

Karim menunjukan buah jagung miliknya yang masih muda atau biasa disebut dengan istilah janten. Padahal tanaman jagung miliknya sudah berusia 70 hari dan kurang 30 hari untuk bisa dipanen. Lantaran masih muda, tanaman jagung itu dimanfaatkan untuk pakan sapi.

"Sudah tidak bisa dimanfaatkan sama sekali selain pakan sapi. Kalau yang sudah isi, meski belum tua masih bisa dipanen," ujar Karim.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suprapti, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mendata kerusakan tanaman milik petani.

Dari laporan sementara, kerusakan terbesar adalah tanaman jagung. "Nanti jika sudah selesai akan kami sampaikan. Sekarang petugas masih di lapangan melakukan pendataan," demikian Suprapti.