Sukses

Sepi Terdampak Banjir, Pengunjung Kampung Warna Warni Jodipan Tinggal 3 Persen

Penasehat Kampung Wisata Warna-Warni Jodipan (KWJ) Malang Muhammad Rosyidi menyebutkan bahwa hingga saat ini rata-rata pengunjung perharinya hanya tersisa tiga persen.

Liputan6.com, Malang - Banjir yang sempat menggenang di kawasan wisata Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ) Kota Malang, menjadikan lokasi wisata tersebut masih sepi pengunjung. 

Salah satu penjual aneka macam minuman dan makanan di KWJ Malang, Ana Winanto mengaku sudah mulai berjualan Minggu (14/11/2021). Namun, meski masa weekend dan libur, terlihat tak ada wisatawan masuk, mulai dari spot-spot foto hingga di lokasi jembatan kaca.

"Hari ini saya sudah mulai jualan kembali. Kemarin kan warga membersihkan lumpur di sini. Kami bersihkan kurang lebih enam hari," ujar Ana, dikutip dari TimesIndonesia.

Rumah Ana yang berada tepat di belakang bangunan tangga menuju jembatan kaca tersebut, sempat kemasukan air beserta material lumpur setinggi mata kaki.

"Sepinya memang sejak ada Corona (Covid-19). Tapi ditambah lagi dengan banjir kemarin juga ini," ungkapnya.

Penasehat Kampung Wisata Warna-Warni Jodipan (KWJ) Malang Muhammad Rosyidi menyebutkan bahwa hingga saat ini rata-rata pengunjung perharinya hanya tersisa tiga persen.

"Tiga persen dari jumlah pengunjung sebelumnya. Jumlah sebelumnya itu perhari bisa 1.200. Sekarang sampai 100 saja sudah bagus," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Fasilitas Terdampak

Selain tingkat kunjungan sepi, lanjut Rosyidi, pasca terjadinya banjir bandang, sejumlah sarana dan prasarana di KWJ Malang juga terdampak.

"Seperangkat CCTV itu rusak yang berada di 16 titik, begitu juga dengan PC dan monitornya rusak, karena tergenang air. Galon cat sebanyak 50 galon juga ikut hanyut," bebernya.

Ditambahkan Rosyidi, untuk jumlah rumah yang terendam banjir di Kampung Warna Warni Jodipan Malang, ada sekitar 5 unit. "Kalau yang kemasukan material banjir, seperti lumpur itu ada 30 unit," tandasnya.