Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digaungkan diyakini membawa banyak dampak positif bagi bangsa, terutama di kalangan generasi muda. Hal tersebut diungkap Pengamat Politik dari Universitas Pasundan dan Sangga Buana Kota Bandung, Nunung Sanusi.
Menurut dia, gagasan revolusi mental secara historis juga sempat digelorakan oleh bapak bangsa kita, Presiden Soekarno sekitar tahun 1957.
"Dalam visi kebangsaan yang hendak melakukan percepatan, revolusi mental merupakan sebuah gagasan yang besar. Apalagi, ke depan kita akan menyongsong perubahan global," ucap Nusa, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis Senin, (15/11/2021).
Advertisement
Salah satu wujud revolusi mental yang dibangun adalah dengan mengajak generasi muda untuk turut serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya seruan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Papua.
Nusa menegaskan, ajakan untuk melibatkan mahasiswa dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua merupakan wujud integritas sekaligus gotong royong generasi muda di sana dalam membangun tanah kelahirannya.
"Sebagai Menteri sekaligus akademisi, Pak Muhadjir pasti memiliki gagasan besar untuk memajukan bangsa dengan memiliki kesadaran diri sebagai bangsa yang kuat dan besar. Hal ini, tak terlepas dari sosok beliau sebagai seorang pengajar," jelasnya.
Selain itu, semangat revolusi mental juga perlu didukung oleh seluruh komponen. Dalam implementasinya, yaitu menggerakkan infrastruktur politik hingga tingkat RT.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gotong Royong Hadapi Covid-19
Terbukti, dukungan tersebut terwujud dalam bentuk gotong royong masyarakat saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
"Indikator keberhasilan dari revolusi mental bisa kita lihat dari pandemi Covid-19 sekarang. Masyarakat kita mampu menampakkan mental yang kuat, tangguh, bahkan tumbuh solidaritas, gotong royong, saling membantu sama lain di tengah berbagai himpitan dan tekanan dari Covid - 19," tuturnya.
Dirinya berharap, ke depan gerakan revolusi mental mampu merubah pemikiran masyarakat secara kolektif. Dari mental yang terbiasa menerima apa adanya, menjadi mental progresif, inovatif dan kreatif.
Â
Advertisement