Liputan6.com, Jakarta Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengingatkan risiko terjadinya penyebarkan pandemi Covid-19 Gelombang III yang akan mengancam kembali kehidupan, kesehatan, dan ekonomi Indonesia.
"Kita lihat negara di Eropa hari ini tengah alami badai tersebut. Sehingga jika kebijakan kita tidak antisipatif dan adaptif dengan cepat dan tepat, maka kurva penyebaran Covid-19 yang boleh dikatakan bisa ditekan saat ini, bisa kembali naik secara drastis,” ungkapnya saat jadi pembicara secara online seminar "Recovery Ekonomi Pasca Pandemi" di Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu (27/11/2021).
Baca Juga
Dia menyatakan, munculnya varian baru Covid-19 dari Afrika Selatan, varian Omicron, saat ini telah menjadi perhatian besar dunia. Beberapa negara bahkan sudah menutup pintu kedatangan bagi para pendatang dari Afrika atau negara-negara yang telah terinveksi varian tersebut.
Advertisement
"Jangan sampai Indonesia mengalami keterlambatan pencegahan maupun penanganan seperti sebelumnya," tegasnya.
Selain itu, faktor libur akhir tahun yang semakin dekat dapat kembali menimbulkan keramaian besar bagi masyarakat yang ingin berlibur atau berwisata. Apalagi jumlah perjalanan dan kunjungan daerah wisata bisa menjadi risiko penyebaran kembali Covid-19, jika tidak ditangani secara serius.
“Keterlambatan distribusi vaksin tahap satu dan dua pun bisa menghambat pembentukan herd immunity serta kembali pulihnya kegiatan ekonomi Indonesia,” tambah Ibas.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR ini menyebutkan keterbatasan anggaran pemerintah berakibat pada kurang idealnya kebijakan pengendalian pandemi Covid-19 yang diterapkan, sehingga krisis ini tidak dapat segera diselesaikan.
“Apalagi terkesan negara tetap dual track dalam pembangunan infrastruktur dan program pemulihan ekonomi nasional, mengingat anggaran cukup terbatas,” tutur Ibas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langkah Solusi
Ibas membeber sejumlah langkah dan solusi pengendalian pandemi untuk mempercepat penyelesaian krisis. Pertama, percepatan distribusi, alokasi, dan pelaksanaan vaksin secara universal.
Kedua, penurunan biaya tes PCR (bagian dari testing dan tracing) akan dapat mendorong meningkatnya kinerja sektor transportasi dan pariwisata. Tentu sembari tetap mempertahankan protokol kesehatan Covid-19.
Ketiga, meningkatkan kontribusi gotong royong pihak swasta terhadap bidang kesehatan.
Keempat, berkaitan dengan hal teknis kebersamaan dan kemandirian dalam tindakan pengendalian yang dilakukan swasta. Misalnya, tes rutin untuk pegawai, pesantren, dan lain sebagainya guna membantu pembentukan imunitas kelompok.
Terakhir, menurut Ibas kerja sama antar pihak juga perlu untuk ditingkatkan sebagai upaya pengendalian pandemi. “Penguatan dan perluasan kerja sama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat dalam bersama mengendalikan pandemi dan memulihkan perekonomian Indonesia”.
“Kita harus ingat, keyakinan, keberanian, dan semangat yang teguh, sangat penting untuk bertahan dari masa-masa yang sulit,“ tambahnya.
Advertisement