Sukses

Melihat Sepak Terjang Anak Berkebutuhan Khusus di Surabaya dalam Bingkai Foto

Disabilitas asal Liponsos Kalijudan Surabaya, Septian (Mukidi) dengan semangat menceritakan dan memperlihatkan sejumlah foto bertajuk Cerita di Balik Lensa kepada salah satu jurnalis Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Sejumlah anak penyandang disabilitas rungu wicara asal Surabaya, memamerkan beberapa karya foto hasil jepretannya pada acara Cerita di Balik Lensa yang digelar Yayasan Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA) didukung Dana Anak-Anak PBB (Unicef).

Disabilitas asal Liponsos Kalijudan Surabaya, Septian (Mukidi) dengan semangat menceritakan dan memperlihatkan sejumlah foto bertajuk Cerita di Balik Lensa kepada salah satu jurnalis Surabaya.

"Hari ini Unicef mendukung Jurnalis Sahabat Anak untuk memamerkan karya foto dari lima anak disabilitas," tutur Communication for Development (C4D) Officer Unicef Surabaya Emeralda Aisha di sela acara, Sabtu (4/12/2021).

Emeralda menuturkan, lima anak berkebutuhan khusus tersebut sudah lama berkegiatan dengan Unicef dari 2019. Anak-anak tersebut juga sudah pernah mendapatkan pelatihan fotografi.

Unicef, lanjut Emeralda, melihat para anak berkebutuhan khusus tersebut memiliki minat di dunia fotografi. Hal itu ditunjukkan dengan mengikuti sejumlah pelatihan bersama Unicef.

"Momentum Hari Disabilitas Internasional, kami mencoba memotret kegiatan mereka. Kami memberikan ruang untuk mereka berkarya serta memamerkan karyanya," katanya.

Emeralda menyampaikan, karya yang dipamerkan bercerita tentang yang dialami anak berkebutuhan khusus selama masa pandemi Covid-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ruang Berkarya untuk Disabilitas

"Jadi kami ingin mendengar suara dari mereka. Kita bisa melihat foto yang mereka hasilkan menarik, bahkan ada foto yang tidak terpikirkan oleh kita yaitu masker harus digunting," ucapnya.

Emeralda mengatakan, tujuan digelarnya kegiatan pameran tersebut untuk mendengar lebih banyak dan memberikan ruang untuk anak disabilitas berkarya.

"Mereka bisa menunjukkan potensinya. Karena semua sama, semua setara dan bisa berkarya," ujarnya.