Liputan6.com, Lumajang - Banywak warga yang ingin menyaksikan secara langsung wilayah yang terdampak awan panas guguran Gunung Semeru. Sedangkan lokasi terdampak erupsi itu membahayakan.
Untuk itu, petugas dan relawan menjaga akses masuk menuju Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dijaga berlapis mengantisipasi warga yang ingin menonton.
Baca Juga
"Kami diperintah untuk menjaga agar tidak ada yang mendekat, apalagi sungai yang menjadi aliran lahar dingin juga semakin deras. Ini akan sangat berbahaya," ujar Didik, salah seorang relawan penanganan dampak bencana Gunung Semeru, saat ditemui di Lumajang, Rabu (8/12/2021). dilansir dari Antara.
Advertisement
Akses masuk Kampung Renteng yang ditandai dengan jembatan di atas sungai tersebut dipasang portal dari bambu dua lapis, kemudian dijaga warga setempat beserta relawan.
Tampak pula sejumlah anggota kepolisian setempat yang berjaga dan meminta warga menjauh jika tak memiliki kepentingan apapun.
Kendati sudah diperketat, namun terlihat ada beberapa warga dari luar desa setempat yang ingin masuk ke lokasi meski hanya untuk berfoto di area bekas awan panas guguran Gunung Semeru.
Beberapa warga dari luar Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, memang tak berhenti berdatangan ke Kampung Renteng. Mereka mayoritas beralasan sama, yakni ingin tahu secara langsung kondisi permukiman yang tertimbun abu vulkanik Gunung Semeru.
"Saya hanya ingin tahu. Paling setelah foto-foto, langsung pulang. Apalagi semakin gelap cuacanya," kata salah seorang yang enggan menyebutkan namanya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Â
Peningkatan Aktivitas Semeru
Proses evakuasi di Kampung Renteng terus dilakukan dan diharapkan membuahkan hasil. Dikhawatirkan, jika banyak warga yang melihat dari dekat akan mengganggu proses evakuasi.
Pada Sabtu (4/12) sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas guguran dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.
Ratusan warga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Advertisement