Liputan6.com, Surabaya - Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, warga yang mengungsi akibat Gunung Semeru erupsi meningkat.
"Data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, sebanyak 6.022 orang mengungsi di 115 titik pos pengungsian," tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).
Baca Juga
Muhari mengatakan, sebaran jumlah pengungsi paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554 orang, dan Sumbersuko 302 orang.
Advertisement
Kemudian di Kecamatan Lumajang 271 orang, Pasrujamber 212 oranh, Sukodono 204, Kunir 127 orang, Tekung 67 orang, Senduro 66 orang, Padang 62 orang, Jatiroto 59 orang.
"Selanjutnya Kedungjajang 50 orang, Klakah 45 orang, Yosowilangun 40 orang, Rowokangkung 37 orang, Ranuyoso 26 orang, Randuagung 24 orang, Tempusari 23 orang dan Gucialit 14 orang," katanya.
Untuk menunjang warga yang mengungsi, lanjut Muhari, sejumlah pelayanan dasar menjadi perhatian petugas di lapangan untuk dioptimalkan.
Misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rumah Terdampak 2.970 Unit
"Terkait hal alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas," ucap Muhari.
Muhari juga mengatakan, dari data sementara tercatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 ekor dan unggas lainnya 1.578 ekor.
Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak antara lain sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan satu dan jembatan rusak satu.
"Data korban jiwa per hari ini tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13," ujar Muhari.
Advertisement