Liputan6.com, Jember - Sebanyak lima mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang menjadi korban bencana awan panas guguran Gunung Semeru mendapat beasiswa dari Kemendikbudristek memberikan bantuan berupa pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk semester gasal tahun akademik 2021/2022.
"Kebijakan pemberian bantuan itu telah disampaikan langsung oleh Kemendikbudristek melalui Dirjen Dikti kepada kami sebagai salah satu bentuk perhatian dan kepedulian agar para mahasiswa tetap bisa melanjutkan kuliahnya," Rektor Unej Iwan Taruna di Jember, Senin (13/12/2021), dilansir dari Antara.
Baca Juga
Selain itu, para mahasiswa juga mendapatkan bantuan dari Unej berupa uang tunai dan kebutuhan lainnya yang dihimpun dari keluarga besar kampus setempat.
Advertisement
"Unej juga menyerahkan bantuan yang berasal dari keluarga besar Unej kepada warga Lumajang yang terdampak bencana Gunung Semeru melalui Baznas Lumajang seperti yang disarankan oleh Pemkab Lumajang," katanya.
Rencananya setelah masa tanggap darurat bencana Gunung Semeru berakhir, LP2M Unej akan menggelar KKN tematis Semeru yang akan diikuti oleh perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Timur dengan tema-tema KKN menyesuaikan dengan kebutuhan warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru seperti pembangunan fasilitas umum, pembenahan usaha, penanganan kesehatan dan tema-tema lainnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Â
Kehilangan Tujuh Kerabat
Sementara Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan Pemkab Lumajang terus berusaha menangani dampak bencana Gunung Semeru, sehingga membutuhkan bantuan dan dukungan dari semua pihak.
"Saat ini kami terus melakukan pencarian korban dan melakukan penanganan bagi korban seperti pembangunan hunian sementara termasuk memberikan penyembuhan trauma bagi korban, sehingga terima kasih atas bantuan Unej," katanya.
Berdasarkan data, ada lima mahasiswa Unej yang terdampak bencana Gunung Semeru.
Mereka adalah Devani Ramadhani yang merupakan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP, Novia Dwiyanti dari Program Studi Diploma Teknik Elektronika FT, Nabila Firdausi dari Program studi Perpajakan FISIP, Nurhalimah dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP dan Nurul Alfiani yang merupakan mahasiswi Program Studi Penyuluhan Pertanian Faperta.
Dari kelima mahasiswa tersebut, Devani Ramadhani mendapatkan ujian terberat karena mahasiswi asal Dusun Kebonagung, Desa Sumberwuluh, itu kehilangan tujuh kerabatnya, yakni paman dan sepupunya. Namun, baru tiga orang yang ditemukan oleh tim SAR gabungan.
Advertisement