Liputan6.com, Surabaya - UMKM Perempuan Perintis (Uprintis) Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) ternyata mempunyai misi yang sama, yaitu mengejar target memperbanyak pelaku UMKM.
"Kami secara resmi meluncurkan program seribu Incubate Women Preneur. Diharapkan mampu mencetak pelaku UMKM bagi kaum perempuan seluruh Indonesia termasuk wilayah Jawa Timur," tutur Founder and CEO Uprintis Indonesia, Novita Hardini usai pembukaan Famale Fair di Surabaya, ditulis Jumat (24/12/2021).
Baca Juga
"Perempuan yang tidak hanya jago berbisnis tetapi juga handal dalam promosi yakni dengan meningkatkan networking bisnisnya, akses pasar, serta mampu mengelola keuangan bisnis yang baik nantinya," katanya.
Advertisement
Istri Bupati Trenggalek ini juga menyebutkan, pihaknya juga menargetkan meningkatkan skala usaha para pelaku UMKM perempuan sebanyak 1.000 UMKM.
“Hingga saat ini sudah ada 600 UMKM yang mendapat pembinaan, pelatihan. Jadi kurang 400 UMKM lagi, ini secara bertahap. Kami juga melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain untuk melakukan business matching,” ucapnya.
Novita menegaskan, Uprintis Indonesia akan menargetkan kapasitas pelaku UMKM perempuan. Setidaknya dari skala usaha kecil bisa naik kelas dengan menghasilkan omset di atas Rp 2 miliar.
“Kita ingin per UMKM bisa skilling-up, dalam satu tahun bisa menghasilkan omset melebihi Rp 2 miliar,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Teten Sambut Baik
Menteri Koperasi dan UKM Tenten Masduki mengatakan, pihaknya menyambut baik langkah Uprintis Indonesia dalam peningkatan UMKM.
Menurutnya, pihaknya tahun depan akan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 350 triliun. Angka tersebut naik cukup signifikan dibanding KUR tahun ini yang sebesar Rp 285 triliun.
"KUR sendiri merupakan layanan pembiayaan dari pemerintah untuk pelaku UMKM yang sebenarnya punya prospek berkembang, tetapi belum bankable," tuturnya.
"Data Kemenkop dan UKM menunjukkan, jumlah UMKM yang belum bankable mencapai 20 juta pelaku usaha. Kita terus mendorong agar UMKM lebih bankable,” kata Teten.
Teten menyampaikan, data Kemenkop dan UKM juga menunjukkan, hingga November 2021, realisasi KUR mencapai Rp 262 triliun atau sebesar 92,26 persen dari target.
"KUR tersebut diberikan kepada 6.962.882 debitur. Dari jumlah itu, rinciannya, KUR Super Mikro sebesar Rp 9,71 triliun diberikan kepada 1.104.567 debitur, KUR Mikro Rp 165,86 triliun kepada 5.410.536 debitur," ucapnya.
Teten mengatakan, selanjutnya KUR Kecil atau khusus sebesar Rp 87,36 triliun dan diberikan kepada 446.653 debitur. Terakhir, KUR Penempatan TKI sebesar Rp 17,33 miliar dan diberikan kepada 1.126 debitur.
“Pelaku UMKM hampir 64 persen diantaranya adalah perempuan. Maka, kami mendorong agar UMKM terus berkembang karena berdampak pada perekonomian,” ujarnya.
Advertisement