Sukses

Lebih Dekat dengan Tugu Pahlawan, Simbol Keberanian Warga Surabaya

Pertempuran besar terjadi di Kota Surabaya. Kali ini, arek-arek Suroboyo harus menghadapi pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pertempuran itu berlangsung sengit. Warga yang terbakar semangatnya melawan hingga titik darah penghabisan.

Liputan6.com, Surabaya Kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945. Namun, para penjajah tetap tidak terima dengan kemenangan yang diraih dengan gagah oleh para pejuang kemerdekaan. Pertempuran masih terus berlangsung di sejumlah daerah.

Pertempuran besar terjadi di Kota Surabaya. Kali ini, arek-arek Suroboyo harus menghadapi pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pertempuran itu berlangsung sengit. Warga yang terbakar semangatnya melawan hingga titik darah penghabisan.

Banyak korban yang bergelimpangan. Darah mereka menjadi saksi perjuangan saat melawan penjajah. Puncak pertempuran sengit itu terjadi pada 10 November 1945. Hari besar itu dikenang dengan Hari Pahlawan.

Presiden Soekarno sendiri yang menetapkan tanggal 10 November itu sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

Selain itu, untuk mengenang keberanian warga Surabaya melawan penajajah, pemerintah juga membangun monumen Tugu Pahlawan sebagai simbol keberanian. Monumen ini berada di Jalan Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

2 dari 2 halaman

Lebih Dekat dengan Tugu Pahlawan

Monumen Tugu Pahlawan mulai dibangun pada 10 November 1951 era Presiden Soekarno. Satu tahun kemudian tepat pada 10 November 1952, Presiden Soekarno meresmikan Tugu Pahlawan.

Tujuan dibangunnya monumen ini adalah untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Tugu Pahlawan berbentuk seperti paku terbalik. Monumen ini terdiri 10 lengkungan dan terbagi atas 11 ruas. Awalnya tinggi monumen Tugu Pahlawan direncanakan 45 meter, namun karena ada persoalan di konstruksinya, monumen ini dibangun dengan tinggi 41,15 meter atau 45 yard. Lengkungan, ruas, dan tinggi menggambarkan peristiwa 10 November 1945.

Pada puncak Tugu Pahlawan terdapat lampu berwarna merah dan penangkal petir. Bagian bawah dan atas tugu diberi hiasan berbentuk tumpal berwarna kuning keemasan.

Fasilitas untuk menunjang aktivitas pengunjung Tugu Pahlawan di antaranya lapangan luas, taman bunga, dan museum yang menyimpan peristiwa pertempuran 10 November. Selain itu, berbagai spot menarik di sekitar Tugu Pahlawan juga dapat menjadi opsi pengunjung untuk mengabadikan momennya dengan bidikan kamera.