Liputan6.com, Surabaya - Vaksinasi anak usia 6 hingga 11 tahun dosis pertama di Mojokerto sudah mencapai 88,51 persen atau sekitar 11.095 anak.
Sedangkan vaksinasi warga Lanjut Usia (Lansia) dosis kedua di Kota Mojokerto sudah mencapai angka 69,67 persen atau setara dengan 8.696 orang.
"Data ini dari Dinkes Kota Mojokerto Per 11 Januari 2022 dan data ini juga diterbitkan dalam data Provinsi JawaTimur," ujar Kapolresta Mojokerto AKBP Rofiq Ripto Himawan usai zoom meeting dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di SD Katolik Wijana Sejati, Kota Mojokerto, ditulis Rabu (12/1/2022).
Advertisement
Rofiq yang saat itu menyapa ratusan siswa SD Katolik Wijana Sejati, juga bercerita jika vaksin ini untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko dari varian baru Omicron.
“Sesuai instruksi Kapolri saat berdialog secara virtual, wilayah yang sudah mencapai target 70 persen, untuk segera bergerak untuk menuju ke capaian 100 persen dalam waktu 10 hari ini," ucapnya.
"Covid-19 varian baru kecepatan penyebarannya dalam waktu lima menit sudah bisa menular dan menyebar. Walaupun secara fatalitas risikonya rendah. Namun demikian terhadap yang belum divaksin ini tentu berbeda," imbuh Rofiq.
Kasi Humas Polresta Mojokerto Iptu MK Umam menambahkan, data vaksinasi Merdeka Anak di SD Katolik Wijana Sejati mencapai 124 dosis.
"Sabanyak 116 dosis pertama untuk anak, di gerai poliklinik Bhayangkara ada satu dosis untuk anak dan delapan dosis kedua untuk lansia," ujar Umam.
Sinergi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kepada seluruh jajarannya bersinergi dengan stakeholder wilayah setempat untuk terus mengejar target vaksinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususunya di wilayah yang masih di bawah 70 persen.
"Ini secara nasional dilaksanakan vaksinasi serentak dengan target sasaran satu juta lebih. Harapan kita, bisa terus mengejar pencapaian vaksinasi. Sehingga wilayah yang masih kurang atau di bawah 70 persen untuk segera mengejar ketertinggalannya," kata Kapolri.
Sigit menyampaikan, percepatan vaksinasi terhadap lansia dan anak-anak menjadi penting. Mengingat, saat ini telah dimulainya kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Dengan disegerakannya proses vaksinasi, hal itu akan meminimalisir risiko-risiko penyebaran virus corona.
"Ini menjadi penting karena PTM sudah mulai dibuka. Sehingga mau tidak mau ada potensi terjadinya kontak erat, potensi terjadinya carrier dan memunculkan klaster baru apabila kita tidak antisipasi. Oleh karena itu jalan satu-satunya bagaimana lakukan akselerasi vaksinasi," ucap Sigit.
Advertisement