Sukses

Warga Pesisir Surabaya Diimbau Waspada Gelombang Tinggi

Armuji mengatakan, ada sekitar 1.900-an nelayan dii Kota Surabaya mulai dari kawasan Romokalisari, Sontoh laut, Kalianak, Nambangan dan Kejawan Putih Tambak.

Liputan6.com, Jakarta Warga pesisir Surabaya diimbau waspada cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi.   

"Saya ingin warga Surabaya selamat semua, termasuk nelayan beserta warga yang ada di pesisir," kata Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Armuji di Surabaya, Sabtu (15/1/2022).

Menurut dia, berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) Maritim Tanjung Perak, gelombang tinggi berpotensi terjadi di Perairan Surabaya dan Gresik mulai 15 Januari 2022 sampai dengan 17 Januari 2022.

Tinggi gelombang mencapai 1,5 Meter hingga 2,5 Meter dengan kecepatan angin  5-25 Knot dari Utara ke timur laut, untuk angin dari barat daya ke barat laut berkisar 8-25 Knot.

Klasifikasi risiko terhadap keselamatan pelayaran untuk perahu nelayan agak tidak melaut apabila ketinggian gelombang melebihi 1,25 Meter dan kecepatan Angin 15 Knot. Untuk perahu fiber kecepatan angin ke maksimal 21 Knot dan tinggi gelombang 2 meter.

Armuji mengatakan, ada sekitar 1.900-an nelayan dii Kota Surabaya mulai dari kawasan Romokalisari, Sontoh laut, Kalianak, Nambangan dan Kejawan Putih Tambak. 

"Tolong agar waspada dan hati-hati saat melaut. Saya juga minta lurah yang memiliki penduduk nelayan agar melakukan pengawasan serta dialog," kata Armuji.

2 dari 2 halaman

Pasar WID

Selain itu, kata Armuji, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya juga telah memasang enam unit Weather Information Display (WID) yang digunakan untuk menyajikan data cuaca dan ketinggian gelombang secara update, serta kesadaran tertib pelayaran. 

Sehingga, lanjut dia, WID tersebut diharapkan mampu mewujudkan keselamatan dan mengurangi tingkat kecelakaan di laut.

Ia juga berharap semoga air pasang maupun gelombang tinggi tidak berbarengan dengan turunnya hujan intensitas tinggi, sejauh ini Pemerintah Kota Surabaya akan mengoptimalkan operasional 61 Rumah Pompa dan Pengerukan di spot yang terjadi endapan sedimen