Sukses

Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di Uinsa Mencuat di Medsos, Rektor: Belum Ada Laporan

Masdar mengaku, pihaknya tidak mau gegabah mencari keputusan karena belum menemukan kasus pelecehan seksual seperti yang beredar di sosial media.

Liputan6.com, Surabaya - Akun instagram @uinsa.garis.lurus tengah membuat postingan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Darurat Kekerasan Seksual. Mereka menginformasikan adanya sembilan perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual selama tiga tahun terkahir.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Uinsa Surabaya Masdar Hilmy mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan pelecehan seksual yang terjadi ataupun dilakukan mahasiswa atau dosen Uinsa.

"Kami sudah ada kode etik mahasiswa dan dosen, cuma kami tidak bisa menindak. Karena kami belum menerima laporan hingga saat ini," ujarnya, Selasa (18/1/2022).

Masdar mengaku, pihaknya tidak mau gegabah mencari keputusan karena belum menemukan kasus pelecehan seksual seperti yang beredar di sosial media.

"Untuk sementara Wakil Rektor III sudah menelusuri kasus ini. Kami ingin hati-hati pada kasus yang beredar. Saya tidak menampik keviralan ini, tapi kami tidak mau terperangkap," ucapnya.

"Jika memang ada laporan masuk maka akan ditindaklanjuti dan akan diberikan sanksi yang sesuai," ujar Masdar.

 

2 dari 2 halaman

Aktivis Kampus Jadi Korban

Sekedar diketahui, akun instagram @uinsa.garis.lurus tengah membuat postingan UINSA Darurat Kekerasan Seksual.

Mereka menginformasikan telah mencatat adanya sembilan perempuan yang menjadi korban selama tiga tahun terkahir, baik dari pelaku yang sama dengan korban yang berbeda maupun sebaliknya.

Salah satu yang mencuat adalah mahasiswa berinisial S, yang diduga menjadi salah satu pelaku pelecahan seksual di UINSA. S merupakan salah seorang aktivis di organisasi yang cukup besar di kampus Islam.