Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Erwin Astha Triyono mengungkapkan, hingga 24 Januari 2022, penderita Deman Berdarah Dengue (DBD) di Jatim mencapai 977 orang, 17 orang diantaranya meninggal.
"Jumlah penderita DBD pada Januari 2022 (977 kasus) meningkat jika dibandingkan Januari 2021 (668 kasus)," ujarnya, Rabu (26/1/2022).
Erwin mengatakan, jumlah penderita DBD tertinggi hingga 24 Januari kemarin yaitu, Bojonegoro 112 orang, Nganjuk 72 orang, Kabupaten Malang 66 orang, Ponorogo dan Sidoarjo masing-masing 53 orang
Advertisement
"Sedangkan jumlah kematian DBD tertinggi hingga 24 Januari yaitu Pamekasan tiga orang, Bojonegoro dan Nganjuk masing-masing dua orang, serta Bangkalan dan Kabupaten Kediri masing-masing satu orang," ucapnya.
Erwin mengatakan, pada prinsipnya nomor satu jangan dilupakan DBD juga perlu mendapatkan perhatian selain fokus pada omicron atau Covid-19.
"Yang kedua, preventif dan promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD dalam hal ini Menguras, Menutup dan Mengubur (3M), itu menjadi kunci jangan sampai kasusnya membludak atau meningkat," ujarnya.
Edukasi 3 M
Selain itu, kata Erwin, Kemudian edukasi menjadi pilihan terbaik karena bagaimanapun demam berdarah tidak terlapas dari faktor utamanya nyamuk.
"Sehingga ke depan, edukasi ke masyarakat terkait 3M menjadi yang terbaik, kemudian dimaksimalkan penggunaan foging atau abate tapi sesuai indikasi," ucapnya.
Erwin menegaskan, indikasi terbaik foging adalah pada saat ada pasien di situ, bisa dilakukan foging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasanya. Sedangkan abate untuk nyamuk-nyamuk atau jentik-jentiknya. "Itu kira-kira ke depan yang perlu kita tekankan," ujarnya.
Advertisement