Sukses

Stunting di Surabaya Turun Drastis, Sisa 1.657 kasus

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK serta kader kesehatan untuk gerak cepat menangani stunting.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan jajaran Dinkes Surabaya, camat, lurah, PKK serta kader kesehatan untuk gerak cepat menangani stunting.  

"Saya tugaskan kepada Kadinkes untuk mendata setiap anak yang lahir di Surabaya. Kapan pun itu harus tahu jumlahnya, begitu juga kepada para Kepala Puskesmas dan Kader Kesehatan untuk memantau warganya, tetangga atau saudaranya, kalau ada kekurangan tolong disampaikan segera. Insyaallah tidak ada lagi yang namanya stunting," ujar Eri di acara "Surabaya Emas" (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Rabu (26/1/2022). 

Eri dan Wawali Armuji sempat menyuapi bubur bayi kepada perwakilan lima balita berisiko stunting dan melakukan salam tos dengan balita.

Di antaranya adalah Muhammad Dafin, bayi usia 10 bulan asal Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng dan Dinendra Kelana, bayi usia enam bulan asal Kecamatan Rungkut.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan, lomba ini diikuti anak balita berisiko stunting yang ada di 154 kelurahan se-Surabaya. Sedangkan yang hadir di halaman Taman Surya, total ada 308 anak balita berisiko stunting.

2 dari 2 halaman

Kasus Turun

"Setiap kelurahan diwakilkan dua anak balita berisiko stunting. Ada beberapa yang diwakilkan karena berhalangan hadir," jelas Nanik.

Nanik mengatakan, data pada Oktober 2021 lalu angka stunting di Kota Surabaya total ada 5.727 anak balita. Kemudian tidak sampai akhir tahun 2021, jumlah stunting mampu diatasi hingga turun menjadi 1.785.

“Dari data 1.785 di 31 Desember 2021 kemarin kita sudah turunkan menjadi 1.657, kemudian ada penurunan sekitar 128. Ini akan kita ikuti perkembangannya sampai 31 Januari,” kata Nanik.