Sukses

PTM di SMP 5 Ngawi Dihentikan Lantaran 2 Siswa Positif Covid-19

Mengetahui temuan itu, Dinas Pendidikan kemudian melakukan koordinasi dengan Dinkes Ngawi untuk melakukan pelacakan kontak erat lebih lanjut.

Liputan6.com, Ngawi Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP Negeri 5 Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dihentikan sementara lantaran dua orang siswanya terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap PCR.

"Ada temuan dua siswa positif. Hal ini membuat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di sekolah itu dihentikan selama 14 hari ke depan. Hal itu untuk mencegah penularan COVID-19," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi Sumarsono, Kamis (27/1/2022), dilansir dari Antara.

Ia mengatakan temuan kasus positif di SMP Negeri 5 tersebut diketahui saat seorang siswa setempat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Ngawi karena tipus dan mengalami gejala COVID-19.

Petugas rumah sakit kemudian melakukan tes usap kepada anak bersangkutan dan hasilnya ternyata positif. Setelah itu, ada laporan lagi bahwa temannya juga sakit yang kemudian dites dan hasilnya juga positif.

Mengetahui temuan itu, Dinas Pendidikan kemudian melakukan koordinasi dengan Dinkes Ngawi untuk melakukan pelacakan kontak erat lebih lanjut.

"Menindaklanjuti temuan itu, hari Kamis ini puluhan siswa yang sekelas yakni kelas 8H dan guru yang mengajar kami tes usap PCR. Hasilnya belum keluar dan harapannya yang positif tidak bertambah," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

2 dari 2 halaman

Daring Selama 14 Hari ke Depan

Sub-Kordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi Joko Marwanto menyampaikan saat ini kedua siswa terkonfirmasi COVID-19 menjalani perawatan di rumah sakit.

Pihaknya belum mengetahui varian COVID-19 dari pasien bersangkutan. Dinkes juga telah mengirim hasil sampel pasien ke Surabaya karena "CT value" menunjukkan sangat rendah.

"Jadi yang diperiksa dengan hasil konfirmasi positif, CT-nya di bawah 30. Hari ini sampelnya itu kami kirim ke Surabaya bersama yang lain untuk mengetahui variannya. Hasilnya masih menunggu," kata Joko Marwanto.

Joko menjelaskan merujuk pada Surat keputusan Bersama (SKB) empat Menteri, maka bila dicurigai ada potensi terjadi klaster penyebaran COVID-19, maka pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara daring selama 14 hari ke depan.

Sesuai data, kasus COVID-19 di Ngawi hingga Kamis (27/1), telah mencapai 8.233 orang. Dari jumlah itu, 7.353 orang di antaranya telah sembuh, 16 orang dalam perawatan, dan 864 orang meninggal dunia.