Liputan6.com, Surabaya - Aksi kekerasan guru olahraga terhadap salah satu siswanya terjadi di SMPN 49 Kota Surabaya. Video kekerasan guru tersebut viral di media sosial. Video yang viral di grup Whataspp berdurasi 3 detik itu tampak guru memukul kepala siswa yang berdiri di depan kelas.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi karena belum adanya pemahaman guru terhadap karakter siswa, saat PTM 100 persen berlangsung.
Baca Juga
"Iya memang benar (terjadi), saya mohon maaf atas nama Dinas Pendidikan kepada warga Kota Surabaya. Untuk kronologi kejadian ini masih kita dalami, karena di media sosial sudah tersebar berita itu," kata Yusuf, Sabtu (29/1/2022).
Advertisement
Yusuf meminta setiap guru untuk memiliki strategi yang tepat dalam memberikan pembelajaran kepada anak didiknya, dengan tujuan bisa membantu dan menjaga proses pembelajaran akademik siswa.
"Karena kemampuan dan kompetensi anak tidak sama. Kita boleh mengarahkan anak, tapi harus di ingat batasan edukasinya dimana, harapannya tidak kekerasan fisik tapi harus menggunakan logika rasional," tegas dia.
Yusuf tak memungkiri bahwa guru tersebut berstatus PNS di Kota Surabaya. Sedangkan mengenai sanksi yang akan diberikan kepada oknum guru tersebut, pihaknya akan mengikuti peraturan yang berlaku.
"Iya betul guru olah raga, terkait sanksi kita sesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Hal ini menjadi pembelajaran, bahwa kita ini adalah figur, saya inginnya guru itu punya kenangan yang bagus bagi siswa," ungkap dia.
Selanjutnya, untuk memberikan rasa aman kepada korban, Yusuf langsung mengunjungi rumah korban yang berlokasi di Jalan Kutisari Utara 3 Kelurahan Kutisari. Disana ia langsung memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
"Kami bersama psikolog untuk memberikan pendampingan kepada korban, agar anak merasa aman di sekolah. Jadi saya menjamin anak-anak ini aman di sekolah, aman dari paparan Covid-19, dan aman dari guru dan teman-teman yang ada di sekolah," tegas dia.
Tak hanya itu, Yusuf juga langsung berkoordinasi dengan kelurahan setempat untuk membantu memberikan pendampingan, sesuai dengan keluarga dan korban.
"Harapannya kelurahan bisa membantu apabila mereka ada kesulitan. Hal ini kan sesuai dengan harapan Pak Walikota (Eri Cahyadi) tentang sinergitas dan kolaborasi," terang dia.
Respons Orangtua
Sementara itu, orang tua murid yang menjadi korban dugaan kekerasan oknum guru olahraga, Ali Muhjayin menceritakan, awalnya sang anak dihukum maju di depan kelas. Kemudian, sang anak dikasih pertanyaan oleh guru tersebut dan tidak bisa menjawab soal itu.
"Selanjutnya, guru itu memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Anak saya kemudian bilang, sudah tahu jawabannya kok masih tanya. Guru itu tiba-tiba langsung memukul dan membenturkan kepala anak saya ke papan tulis," ujarnya.
Ali mengaku mengetahui kejadian tersebut setelah melihat video di media sosial dan langsung membawa kasus dugaan kekerasan itu ke Polrestabes Surabaya.
"Saya sangat lega karena Polrestabes Surabaya segera merespon laporan saya mengenai kejadian ini. Ini menjadi bukti bahwa negara hadir di tengah-tengah keterbatasan masyarakat," ucap warga Kutirasi Utara Surabaya ini.
Ali juga mengaku lega karena telah mendapat jaminan keamanan untuk anaknya saat bersekolah nanti. Sebab, ia juga meyakini bahwa dengan adanya pendidikan formal di sekolah, maka bisa membantu untuk membangun karakter anak.
"Iya Alhamdulillah ada pendamping dari psikolog juga untuk menetralisir kondisi anak kami. Matur nuwun (terima kasih) juga atas jaminannya, terima kasih untuk perhatiannya," ujarnya.
Advertisement