Liputan6.com, Malang - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut Stadion Gelora Joko Samudro Gresik tak bisa digunakan lagi untuk tempat isolasi terpadu (isoter) pasien Covid-19. Sebab tempat itu sedang digunakan untuk kompetisi Liga 3.
Sebagai gantinya, tujuh puskesmas disiapkan jadi tempat isoter pasien Covid-19 di Gresik. Khofifah bersama tim dokter Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah meninjau salah satu puskesmas yang hendak digunakan itu.
Advertisement
Baca Juga
“Stadion dipakai untuk Liga 3, jadi tak bisa dipakai lagi. Tapi kami sudah koordinasikan untuk penggantinya,” ujar Khofifah saat di Malang, Sabtu, 5 Februari 2022.
Stadion Gelora Joko Samudro sempat digunakan menjadi RS Lapangan Gejos saat gelombang kedua Covid-19 pada pertengahan 2021 silam. Saat itu seluruh pasien isolasi mandiri dibawa dan dirawat di tempat itu. Tapi setelah kasus landai, fungsinya kembali seperti semula.
Menurut Khofifah, koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik menunjuk tujuh puskesmas yang akan jadi layanan isoter pasien Covid-19 pengganti RS Lapangan Gejos. Yakni puskesmas Ujungpangkah, Sidayu, Kebomas, Cerme, Benjeng, Kesambenkulon dan Driyorejo.
“Saya sudah berkunjung ke puskesmas Sidayu. Jadi rata – rata di puskesmas ada rawat inap dengan 20 tempat tidur,” katanya.
Selanjutnya, tinggal mengaktifkan lagi sistem isoter. Selain menyiapkan kembali tempat dan infrastrukturnya, termasuk juga tenaga relawan dan tenaga kesehatan. Sehingga pasien positif Covid-19 tanpa gejala maupun gejala ringan dapat dilayani di tujuh puskesmas itu.
Kesiapan isoter itu seiring peningkatan kasus Covid-19 di Gresik sejak awal bulan ini dengan jumlah kasus sampai dengan Sabtu, 5 Februari 2022 malam tercatat ada 353 kasus aktif. Menempatkan kabupaten ini masuk lima besar daerah di Jawa Timur peningkatan kasusnya.
Pengaktifan Isoter
Selain di Gresik, layanan isoter yang kembali diaktifkan karena peningkatan kasus Covid-19 adalah RS Lapangan Ijen Malang untuk wilayah Malang. Serta RS Lapangan Indrapura di Kota Surabaya.
“Sejak 1 Februari tampak sekali kenaikan kasus Covid-19 dari varian apapun,” kata Khofifah.
Ia menyebut tingkat positive rate atau perbandingan jumlah kasus dengan jumlah tes yang dilakukan di Jawa Timur sekitar 3,85 persen. Persentase itu masih di bawah ambang batas ketentuan Badan Kesehatan Dunia atau WHO yakni 5 persen.
“Jadi kita masih di bawah WHO. Sedangkan untuk keterian tempat tidur (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU masih sekitar 7 persen,” ujar Khofifah.
Ia mengimbau masyarakat agar selalu patuh protokol kesehatan, rajin cuci tangan dengan sabun serta tak membuat kerumunan. Sebab ada peningkatan kasus Covid-19 yang cukup cepat terutama varian omricon yang memiliki kecepatan transmisi.
“Masyarakat harus patuh prokes, sedangkan tugas pemerintah meningkatkan testing, tracing dan treatmennya,” ujar Khofifah.
Advertisement