Sukses

Uji Klinis Tahap Satu Vaksin Merah Putih Unair Diikuti 90 Peserta

Unair akan terus fokus pada pengembangan vaksin Merah Putih dan menjadi salah satu inisiator dan garda depan dalam Indonesia mandiri vaksin.

Liputan6.com, Surabaya - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mohammad Nasih menjelaskan, uji klinis vaksin Merah Putih akan dilaksanakan dalam tiga fase atau tahap.

"Tahap 1 ini akan diikuti 90 peserta. Sementara tahap 2 diikuti 400 peserta dan tahap ketiga diikuti 5.000 peserta," ujarnya saat Kick Off Uji Klinis Vaksin Merah Putih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022).

Unair akan terus fokus pada pengembangan vaksin Merah Putih dan menjadi salah satu inisiator dan garda depan dalam Indonesia mandiri vaksin.

"Saya banyak terima kasih atas dukungan semua pihak yakni Pak Menko, Pak Menkes, BPOM, Pemerintah Provinsi dan tentu tim peneliti serta Rumah Sakit Dr. Soetomo. Karena kita bekerja dari awal hingga akhir made in Indonesia. Jika tanpa dukungan pengembangan vaksin ini belum tentu bisa terjadi," ucapnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy menyebut vaksin Merah Putih yang menjalani uji klinis tahap satu sebagai program super prioritas dari Presiden Joko Widodo.

"Saya yang bertugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian program program prioritas. Vaksin Merah Putih ini masuk dalam program super prioritas menuju kemandirian vaksin Indonesia," kata Muhadjir.

Menurutnya, masuknya vaksin Merah Putih ke tahap uji klinis sebagai suatu keberhasilan yang luar biasa dari anak bangsa.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama Sejumlah Pihak

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, keberhasilan vaksin Merah Putih hingga menjalani uji klinis merupakan hasil kerja sama yang baik antara berbagai pihak.

"Secara scientific Unair melakukan ikhtiar, sementara RSUD Dr. sutomo melakukan uji coba. Saya juga sebagai ketua IKA Unair selalu melakukan koordinasi Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih," katanya. Menurut gubernur wanita pertama di Jatim itu, kerja sama harus dilakukan secara komplemen. Ia mengungkapkan kerja sama juga akan dilakukan dengan luar negeri agar mendapat lampu hijau dari organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Mudah-mudahan komunikasi dengan WHO berjalan sukses dan aman, sehingga mendapat approval dari WHO," ujarnya.