Liputan6.com, Banyuwangi Satu lagi,pantai tempat bersandar spesies penyu di Kabupaten Banyuwangi, habitat yang menjadi surga bagi induk penyu untuk bertelur dan menetaskan tukik-tukik imut nan lucu.
Tempat itu Pantai Ngagelan yang menjadi bagian dari Taman Nasional Alas Purwo. Saat ini populasi di laut lepas mencapai ribuan ekor dengan sejumlah spesies, sedangkan di pekarangan setempat sekurangnya 300 ekor lebih dibesarkan untuk menjadi penyu tangguh.
Di Pantai Ngagelan ada empat jenis penyu, ada penyu hijau (chelonia mydas), kemudian penyu sisik (eretmochelys imbricata), penyu abu-abu (lepidochelys olivacea), dan penyu jenis belimbing (dermochelys coriacea).
Advertisement
Disana, nyaris setiap hari ada puluhan penampakan penyu bertelur di bibir pantai. Dari hasil sandaran, sekurangnya ribuan telur ditemukan.
"Terakhir ada telur 1000 lebih ditemukan," Kata salah satu Pengelola Pantai Ngagelan, Usman.
Kabar baiknya, Usman menyebut, beberapa bulan kedepan akan ada lonjakan populasi penyu.
"Biasanya antara April hingga September musim penyu bertelur, dan bisa jadi nanti semakin banyak," ujar Usman.
Di Pantai Ngagelan ini persentase penetasan mencapai 5 persen dari total telur yang ada. Telur akan menetas sekitar 8 minggu, tergantung untuk masing-masing spesies. Jenis kelamin (seperti pada umumnya reptile) ditentukan oleh suhu sarang.
“Suhu yang lebih tinggi 3-4 derajat akan membuat telur berjenis betina. Saat telur menetas, tukik (sebutan untuk anak penyu), akan berjuang naik ke permukaan sarang pasir dan menuju ke laut,”tambah Usman.
Bagi yang tidak dapat keluar dari sarang akan mati tetrimbun atau dimakan pemangsa, antara lain biawak (varanus salivatory) dan babi hutan (sus scrova). Ketika tukik berhasil keluar dari sarang, pemangsa lain juga ikut menunggu. Di antaranya musang, gagak, camar dan manusia.
“Jika mereka keluar terlalu siang suhu permukaan pasir akan memanas, mereka bisa mati kekelalahan atau dehidrasi. Untuk itu para petugas penjaga pos Ngagelan memidahkan dari sarang asli ke tempat pengembang biakan populasi penyu semi alami. Ini bertujuan untuk mengurangi resiko tingkat kematian tukik pasca penularan,”papar Usman
Penetasan Telur Penyu Secara Semi Alami
Penyu-penyu tersebut bertelur pada malam hari. Ketika sudah bertelur penyu akan kembali ke laut. Kemudian petugas dari Taman Nasional Alas Purwo mengambil telur tersebut untuk ditetaskan. Untuk tempat penetasan telur dikelilingi pagar untuk menghidari pencurian.
Setelah bertelur, petugas Pos Ngagelan akan memindahkan telur-telur tersebut ke penangkaran. Dan setelah menetas sebagian besar tukik tersebut akan dilepasliarkan selama beberapa bulan untuk kepentingan riset dan atraksi pelepasliaran.
“Setelah menetas bayi-bayi penyu dipindahkan ke kolam-kolam penampungan yang berisi air laut. Di tempat penangkaran kami terdapat 10 kolam untuk menaru tukik atau bayi penyu yang baru menetas dari telur,” kata Usman.
Bentuk-bentuk tuki yang baru menetas tentunya akan membuat orang terpukau melihatnya. Seakan ingin memegang dan membawa pulang. Akan tetapi hal itu tidak diperbolehkan.
Jika ingin melihat penyu bertelur secara alami di Pantai Ngagelan, pengunjung harus menunggu sampai pukul 23.000 wib. Karena tengah malam merupakan waktu yang tepat sebab air laut sampai ke bibir pantai dan penyu bersiap bertelur.
“Tapi meski bertelur pada malam hari jika terlalu banyak orang di pantai penyu-penyu itu juga tidak akan mendarat. Jadi harus diam – diam," ujar Usman.
Advertisement
Lokasi Pantai Ngagelan
Jika ingin berwisata sekaligus melihat penyu- penyu di Pantai Ngagelan, anda harus benar- benar memperhatikan rute yang akan anda tempuh. Lokasi Pantai Ngagelan tidak jauh dari Kawasan hutan mangrove Bedul maupun Pantai Trianggulasi.
Dari Pantai Trianggulasi jaraknya 7 km kea rah barat, bisa dicapai dengan berjalan kaki. Sedangkan bagi pengunjung yang khusus mengunjungi Pantai Ngagelan, dari pusat Kota Banyuwangi jaraknya sekitar 70 km dan bisa dicapai dengan menggunakan speda motor maupun kendaraan roda empat, masuk melalui pintu gerbang Taman Nasional Alas Purwo.
Warga sekitar Alas Purwo lebih suka menyebutnya pantai Ngagelan dengan pantai Merengan. Jika masuk melalui gerbang Alas Purwo dan Pos Rowo Bendu jarknya sekitar 5 km atau ditempuh sekitar 30 menit berjalan kaki.
Jalan menuju Pantai Ngagelan cukup eksotis, karena di kanan -kiri perjalanan terdapat pepohonan yang tinggi dan subur. Topografi Pantai Ngagelan tidak berbeda dengan pantai lain yang membentang sepanjang bibir pantai selatan Alas Purwo.
Selain indah Pantai Ngagelan juga merupakan tempat penangkaran telur penyu. Pantai Ngagelan berada di Samudra Hindia. Selain menikmati keindahan pantainya pengunjung yang datang juga bisa memanfaatkan sarana belajar cinta terhadap lingkungan khusunya penangkaran penyu.
Hamparan pasir pantai yang bersih ditambah dengan kombinasi hutan mangrove dan hutan tropis yang hijau dan alami membuat Pantai Ngagelan dijadikan lokasi bertelur penyu-penyu. Ketika masuk pantai Ngagelan akan merasakan ombak yang begitu besar hingga membuat area pantai sekan-akan diselimuti kabut yang sebenarnya merupakan percikan air dari ombak.
Tips Berwisata di Pantai Ngagelan
Ada sejumlah tips jika ingin menikmati liburan di Pantai Ngagelan, berikut diantaranya:
1. Selama liburan di Pantai Ngagelan jangan mengambil benda apapun, termasuk tumbuhan dan benda lain, karena akan merusak ekosistem yang ada.
2. Sebaiknya membawa kamera atau ponsel yang ada kameranya. Karena banyak momen yang indah untuk diabadikan.
3. Selama liburan ke Pantai Ngagelan disarankan untuk membawa bekal yang cukup, karena jarak pantai Ngagelan dari pos Rowo Bendo (warung dan pusat makan) mencapai 5 km.
4. Pakailah guide, karena mungkin anda membutuhkan berbagai informasi untuk liburan di sana.
5. Jika anda berlibur ke Banyuwangi pasti ingin Kembali.
Advertisement